Sabtu, 15 Juni 2013

Tafakur hening dalam bening


apalah hidup jika hanya di tangisi?bukankah hidup juga selalu menyisakan bingar yang menyenangkan?kesendirian yang terpadu dengan kesedihan memang merupakan sesuatu yg pahit.hingga tak terasa bulir air mata menjadi penghias malam-malam sepi nan menggigit.tapi bukankah kesendirian juga menyisakan hikmah tersendiri?inilah saat-saat dimana jiwa bisa merenung,menghitung ulang tabungan pahala atau torehan dosa.bercumbu dengan Sang Maha Kasih dan menumpahkan segala rahasia hati hanya pada-Nya tanpa khawatir rahasia kan terbongkar.

atau "kesendirian" juga bisa bermakna "kebebasan" dimana kita bisa dengan leluasa melakukan amal produktif dibandingkan jika kita telah bersama seseorang.meski tak pelak diri harus mengakui bahwa burung kan terbang jauh membumbung jika bersayap utuh.namun jika sayap belum lagi genap,yang perlu dilakukan hanyalah mencoba tetap mengepakkan sayap dan tetap terbang semampu yang bisa kita tempuh.

mencumbu kesendirian dengan airmata toh tidak akan mengubah apa-apa.apalagi jika kita sadar bahwa hidup pada hakikatnya adalah pergiliran,ada yang datang dan pergi seperti pagi yang merebut malam ataupun sebaliknya.kelak kan datang yang lainnya sebagai sebuah kepastian bahwa Allah telah menetapkan seseorang untuk kita.


maka sendiri tak harus berarti "mati" bukan?sendiri bisa lebih berarti jika kita bisa memaknainya dari kacamata yang berbeda.bahwa selalu ada hikmah di balik setiap peristiw.SAAT KESEDIHAN ITU MENYERGAP,SALAH SATU TERAPINYA BARANG KALI ADALAH MENATAP LANGIT TANPA BATAS SERAYA TETAP BERHARAP DAN BERGANTUNG KEPADA PEMILIK LANGIT DAN BUMI JUGA JIWA INI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar