Senin, 04 Juli 2011

Kesabaran Siti Asiyah binti Muzahim


Asiyah binti MUzahim termasuk sedikit wanita yang sabar dan namanya di abadikan Allah dalam Al-Quran. Ia adalah istri salah satu raja yang paling berkuasa, kaya dan perkasa sepanjang sejarah manusia, yaitu Fir'aun. Siti Asiyah juga ibu angkat yang sangat pengasih dari salah seorang Nabi besar, yaitu Nabi Musa as. Dalam ukuran "duniawi", tidak ada yang perlu membantah "kemuliaannya". tetapi kemuliaan duniawinya ini tidak lantas membuatnya lupa diri dan lupa daratan, atau tergelincir dari kehambaannya didepan Allah Azza Wajalla. Asiyah tidak silau dengan gemerlap kehidupan dunia yang fana.


Saat sedang mandi di telaganya,Siti Asiyah tiba-tiba melihat peti berisi bayi lelaki. bayi itu di ambil dan di bawa pulang ke istana. orang-orang di istanan tidak senang dengan kehadiran bayi itu.jangan-jangan bayi itulah yang kelak mengalahkan raja mereka.


Para permbesar kemudian menghasut Fir'aun agar membunuhnya. tapi Allah SWT mengilhamkan kepada Asiyah untuk bercepat bertindak. ia meminta kepada Fir'aun agar tidak menuruti nasihat mereka.dalam al-Quran di sebutkan,

"Dan, berkatalah istri Fir'aun, '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak,' sedang mereka tiada menyadari."(QS Al-Qashash :9)


Dengan izin Allah, hati Fir'aun luluh, selamatlah sang bayi mungil yang di beri nama Musa itu. bahkan akhirnya bayi mungil itu di angkat menjadi putra Fir'aun.


Bayi lelaki itu di asuh sendiri oleh siti Asiyah. ia sangat menyayangi putra angkatnya itu. bayi tersebut di perlakukan seperti anaknya sendiri. bayi yang tak lain adalah nabi Musa as itu mendapat didikan langsung dari siti Asiyah.


Pernah suatu hari, bayi itu di gendong Fir'aun. tiba-tiba sang bayi mencabut jenggotnya. betapa marah Fir'aun ketika itu karena kesakitan. Ia memerintahkan pengawalnya untuk membunuh sang bayi.

Namun, sebelum niat itu di laksanakan, lagi-lagi Asiyah tampil membelanya. ia mengatakan kepada Fir'aun bahwa bayi itu tidak pantas di bunuh karena masih belum mengerti. sebagai bukti Asiyah meminta kepada pengawal Fir'aun untuk menyediakan roti dan arang(api). kemudian bayi itu di suruh memilih di antara keduanya. ternyata, bayi Musa memilih roti,tapi malaikat segera menuntun tangan musa untuk meraih arang. melihat hal itu, Fir'aun akhirnya bisa menerima argumentasi istrinya.


Musa tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas,gagah dan tampan. Kecintaan Asiyah kepada Musa sungguh sangat besar. ia tak rela orang lain menyakitinya. pembelaannya kepada Musa tak sebatas ketika masih kecil saja,tetapi ia lakukan sampai dirinya menemui ajal.


Suatu kali, betapa gelisah hatinya ketika mendengar Musa telah membunuh seorang lelaki pengikut Fir'aun. asiyah menyuruh Musa agar meninggalkan ibu kota untuk menyelamatkan diri dari Fir'aun dan orang-orangnya.


Dilingkungan istana Fir'aun, Asiyah adalah satu-satunya keluarga istana yang tak mau patuh dan tunduk dengan dakwaan Fir'aun itu. padahal seluruh keluarga istana menjadi pengikut Fir'aun karena takut di bunuh.


Fir'aun adalah seorang raja yang lalim dan kejam. ia memilik bala tentara yang besar dan kejam sehingga sewaktu dia memerintahkan rakyatnya untuk menyembahnya, hanya segelincir orang yang tak mau mengikuti perintah itu. Di antaranya nabi Musa,Asiyah dan pelayan rumah tangga kerajaan bernama Masyitoh.


Allah juga memberikan Asiyah hati yang lemah lembut.hatinya yang lembut itu ia tunjukan tatkala Fir'aun menghukum keluarga Masyitoh yang tak mau mengikuti ketuhanannya. ia adalah satu-satunya keluarga istana yang bercucuran air matanya ketika menyaksikan bagaimana keluarga Masyitoh di lemparkan kedalam kuali yang penuh berisi minyak yang sedang mendidih, karena keluarga itu beriman kepada apa yang di bawa oleh Musa. tanpa belas kasihan,para algojo Fir'aun melemparkan satu persatu anak masyithoh kedalam api.


Hati Asiyah semakin teriris tatkala giliran anak terkecil yang masih ada dalam pelukan pelayan perempuan istana itu juga dilempar kedalam kuali.


Pada Saat itulah,ia juga melihat suatu kebenaran ketika tiba-tiba bayi yang masih dalam gendongan itu berkata, "Wahai ibuku, bersabarlah. sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." bayi itu berkata kepada ibunya ketika mulai ada perasaan takut dan iba menguasai hati masyithoh.


Sewaktu semua orang berbondong-bondong menyatakan pengakuan terhadap ketuhanan Fir'aun, Asiyah malah sebaliknya. ia terang-terangan menolak Fir'aun sebagai Tuhan. betapa pun besar kecintaan dan kepatuhannya kepada suami, ia tidak bisa menerima pengakuan itu. ia tetap memegang teguh keyakinannya bahwa Tuhan yang patuh di sembah adalah Allah Yang Esa.


Ia lebih memilih di hukum dari pada harus mengakui ketuhanan suaminya yang berarti musyrik kepada Yang kekal yaitu Allah. sikapnya itu membuat Fir'aun marah. Asiyah terus menerus mendapat tekanan agar meninggalkan keyakinannya itu.tetapi,usaha itu sia-sia. meski hidup di bawah tekanan dan ancaman, ia tak takut sedikit pun mempertahankan keyakinannya. ia tetap sabar menghadapi perilaku buruk suaminya. tabah menghadapi kekejaman suaminya dan pasrah kepada Allah.


Asiyah tetap teguh dalam mengikuti ajaran Musa as walau nyawa sebagai taruhanya. ketika Fir'aun masuk kedalam kamarnya setelah membakar keluarga Masyithoh,Fir'aun berkata, "ku harap engkau telah menyaksikan bagaimana yang terjadi atas perempuan yang ingkar kepada tuhannya yang agung, Fir'aun." dengan cepat asiyah menyela, "celaka engkau hai Fir'aun dengan Azab Allah!" tak ayal lagi, perkataannya itu telah membuat Fir'aun marah besar.


Fir'aun segera memerintahkan para pengawal untuk mengikatnya di empat tiang kebun istana, kemudian para pengawal mengambil cemeti dan menderakan ketubuh Asiyah. sementara, Fir'aun memerintahkan untuk memperkeras siksaan itu. tak sepatah katapun keluar dari mulut Asiyah selain munajat kepada Allah SWT yang di abadikan dalam al-Quran,


Allah SWT berfirman, "Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,ketika ia berkata, Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkan aku dari kaum yang zalim.'" (QS At-Tahrim:11).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar