Kamis, 20 Juni 2013

sebuah perjalanan hidup



Guratan luka hati mungkin tidak mudah untuk dapat di sembuhkan butuh waktu berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun untuk dapat merasakan semuanya pulih kembali, itupun pada kenyataannya tidak seindah yang di harapkan, kenangan pahit pasti akan selalu menyertai setiap langkah manusia karena pada hakikatnya hidup adalah pilihan, kadang terasa pahit banget kenangan yang di rasakan kadang juga terasa indah, dan fitrah manusia pasti tersenyum ketika indah dan termenung bahkan sampai menangis ketika semuanya pahit. sedalam lautan dan seluasa angkasa raya yang tidak dapat di hitung berapa luasnya begitu juga kedalaman hati, meskipun hanya segumpal daging yang notabene tidak tampak dari luar tetapi begitu dahsyat bila diusik, berapa ribu nyawa melayang hanya karena luka hati. dan berapa ribu pasang insani bubar karena hati, tetapi dengan itu semuanya kenapa masih banyak orang sok tahu dan pura-pura mengetahui isi hati orang lain.

Apakah ini tida melangkahi Sang Penguasa Hati yang lebih dan lebih tahu isi hati seluruh manusia, kenapa orang berusaha menjadi juri yang menilai orang lain padahal dirinya sendiri belum tentu dapat menilai hatinya sendiri.

Kenapa manusia begitu menggebu-gebu untuk mengecap orang lain sepengetahuan kasat matanya, kenapa manusia lebih bangga bila membicarakan kesalahan orang lain daripada membahasa kesalahan dirinya sendiri??

Ya...mungkin semua dengan dalih introspeksi diri, memperbaiki orang lain, menasehati orang lain, merubah orang lain...agar lebih baik..dan banyak lagi alasan kenapa semua dilakukan tapi catatan yang harus dilihat semuanya butuh cara dan proses....??? karena manusia akan marah bila di caci maki dan akan tersenyum bila di puji, begitu juga dengan cara memperbaiki orang lain, tidak hanya sekedar membicarakan kesalhan kepada orang lain dengan sepengetahuannya sendiri yang terjadi adalah sakit hati..Yah, meskipun tidak semuanya hanya orang-orang yang lapang dada yang akan menerima semuanya ketika hujatan datang, ketika fitnah menyambar dia tetap tersenyum seraya berkata, "hanya Allah yang saya tuju, tidak karena dia, ia ataupun mereka."
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar