Betapa cinta manusia sering menjadi fitnah terbesar bagi hati. Mengapa saya bilang demikian? Coba kita lihat dan perhatian orang-orang yang sedang jatuh cinta? Hidup mereka kebanyakan tak terurus, tidur tak lelap makan pun tak enak hingga mengakibatkan badan menjadi kurus. Pernah baca kan cerita cinta Laila dan Majnun, atau mungkin kisah yang serupa seperti romeo dan juliet atau rama dan sinta. kisah percintaan dua anak manusia yang amat memilukan, betapa tidak demi sang wanita yang di cintainya, ia rela hidup menderita, ia tinggalkan harta, ia tinggalkan dunia bahkan ia sampai lupa untuk mengurusi dirinya. Yang ia ingat hanyalah kekasih hatinya, baginya hidupnya tiada artinya tanpa sang kekasih. Yang pada akhirnya ia menjadi seperti orang yang kehilangan akalnya hanya karena tidak bisa mengendalikan cintanya. Begitu besarkah fitnah cinta?
Bagi ahli ibadah cinta kepada lawan jenis pun seringkali menjadi fitnah yang besar. Pernah dengar cerita tentang seorang pemuda yang ahli ibadah yang jatuh cinta kepada seorang wanita. Dan karena cinta nya itu ia kehilangan kekhusyu'an dalam sholatnya sampai-sampai ia harus mengulang-ulang sholatnya tapi tetap nihil, alhasil kekhusyu'an tidak ia dapatkan yang ada namanya yang selalu bertengger di dalam hatinya dan wajah cantiknya yg selalu menghantuinya dalam ibadahnya. Karena hal itu si pemuda ahli ibadah menangis sejadi-jadinya di hadapan Rabb-Nya meminta ampun atas dosa dan kekhilafan yang di lakukannya serta meminta agar cinta pada lawan jenisnya tidak menjadi fitnah bagi dirinya dan juga hatinya.
Itulah cinta yang terkadang bisa menjadi fitnah bagi si pelakunya. Bahkan seseorang yang ahli ibadah pun bisa terfitnah karena cinta lawan jenisnya. Namun tidak di pungkiri terkadang cinta kepada manusia bisa berbuah kepada ketaatan. Bahkan cinta bisa menjadi jalan manusia mendapat hidayah-Nya.
Tentu sahabat semua sudah sering mendengar cinta para sahabat Rasulullah. Para sahabat menjadikan cintanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan mereka rela berkorban jiwa, raga dan harta serta keluarga demi mendapatkan cinta Allah dan Rasul-Nya. Itulah hakikat cinta yang sesungguhnya, cinta yang seharusnya di miliki oleh setiap manusia yang mengaku sebagai hamba Allah. Cinta yang di sandarkan pada Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang tidak menjadi fitnah bagi dirinya namun cinta itu bisa berbuah ketaatan dan keimanan dalam hatinya.
Dalam al-Qur'an surat at-taubah ayat 24 Allah berfirman :
{ قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ } التوبة : 24)
Dalam ayat di atas Allah menegaskan bahwa ketika cinta kepada manusia baik kepada istri, anak, bapak, ibu, saudara, bahkan harta melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta jihad fii sabilillah maka Allah akan memberi keputusan terhadapnya.
Astaghfirullah.. Coba kita lihat diri kita. Sudahkah cinta kita seperti ayat di atasa atau bahkan malah bertentangan dengan ayat di atas. Coba tengok diri, betapa diri sering tergadai hanya karena cinta manusia yang semu. Bahkan karena cinta kepada lawan jenis, kita sering menghianati cinta Allah. Bukan hanya sekali bahkan berkali-kali. Sholat sering tidak khusyu', niat sering salah, airmata ini seakan-akan mudah sekali mengalir ketika mengingat dia sang kekasih namun ketika mengingat dosa-dosa dan kemaksiatan yang di lakukan airmata ini rasanya susah sekali untuk mengalir. Betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya karena memikirkannya. Hati ini hanya sibuk mengingatnya pantaslah kalau hati ini sering galau karena hati kita hanya di penuhi oleh cinta manusia.
Dalam Al-Qur'an Allah berfirman "alladziina aamanuu wa tathmainnu quluubuhum bidzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathmainnul qullub" ( yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram).
Berarti sudah sangat jelas ketika hati galau, resah dan gundah gulana hati kita pasti di penuhi cinta manusia bukan cinta kepada Sang Pencipta manusia. Mari kita banyak-banyak lihat diri. Sudahkah cinta kita berada di atas jalan yang benar. Jalan yang bisa menghantarkan keridhoan-Nya atau bahkan cinta kita menyimpang dari jalan lurus-Nya yang bisa mengantarkan kita kepada kemurkaan-Nya. Cinta bisa berbuah syurga, alangkah indah dan bahagianya jika cinta kita berbuah syurga, tapi cinta juga bisa berbuah neraka. Dan alangkah meruginya jika cinta kita berbuah neraka.
Tulisan ini saya buat mengingatkan diri sendiri bukan bermaksud untuk menggurui. Siapalah diri untuk menggurui, saya hanya seorang wanita yang sedang belajar menata diri dan juga menata hati. Terakhir saya minta maaf apabila ada kesalahan baik dari tingkahlaku maupun tutur kata yang kurang sopan.
Semoga bermanfaat. Yang benar dari Allah dan yang salah dari diri saya yang dhoif
Bagi ahli ibadah cinta kepada lawan jenis pun seringkali menjadi fitnah yang besar. Pernah dengar cerita tentang seorang pemuda yang ahli ibadah yang jatuh cinta kepada seorang wanita. Dan karena cinta nya itu ia kehilangan kekhusyu'an dalam sholatnya sampai-sampai ia harus mengulang-ulang sholatnya tapi tetap nihil, alhasil kekhusyu'an tidak ia dapatkan yang ada namanya yang selalu bertengger di dalam hatinya dan wajah cantiknya yg selalu menghantuinya dalam ibadahnya. Karena hal itu si pemuda ahli ibadah menangis sejadi-jadinya di hadapan Rabb-Nya meminta ampun atas dosa dan kekhilafan yang di lakukannya serta meminta agar cinta pada lawan jenisnya tidak menjadi fitnah bagi dirinya dan juga hatinya.
Itulah cinta yang terkadang bisa menjadi fitnah bagi si pelakunya. Bahkan seseorang yang ahli ibadah pun bisa terfitnah karena cinta lawan jenisnya. Namun tidak di pungkiri terkadang cinta kepada manusia bisa berbuah kepada ketaatan. Bahkan cinta bisa menjadi jalan manusia mendapat hidayah-Nya.
Tentu sahabat semua sudah sering mendengar cinta para sahabat Rasulullah. Para sahabat menjadikan cintanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan mereka rela berkorban jiwa, raga dan harta serta keluarga demi mendapatkan cinta Allah dan Rasul-Nya. Itulah hakikat cinta yang sesungguhnya, cinta yang seharusnya di miliki oleh setiap manusia yang mengaku sebagai hamba Allah. Cinta yang di sandarkan pada Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang tidak menjadi fitnah bagi dirinya namun cinta itu bisa berbuah ketaatan dan keimanan dalam hatinya.
Dalam al-Qur'an surat at-taubah ayat 24 Allah berfirman :
{ قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ } التوبة : 24)
Dalam ayat di atas Allah menegaskan bahwa ketika cinta kepada manusia baik kepada istri, anak, bapak, ibu, saudara, bahkan harta melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta jihad fii sabilillah maka Allah akan memberi keputusan terhadapnya.
Astaghfirullah.. Coba kita lihat diri kita. Sudahkah cinta kita seperti ayat di atasa atau bahkan malah bertentangan dengan ayat di atas. Coba tengok diri, betapa diri sering tergadai hanya karena cinta manusia yang semu. Bahkan karena cinta kepada lawan jenis, kita sering menghianati cinta Allah. Bukan hanya sekali bahkan berkali-kali. Sholat sering tidak khusyu', niat sering salah, airmata ini seakan-akan mudah sekali mengalir ketika mengingat dia sang kekasih namun ketika mengingat dosa-dosa dan kemaksiatan yang di lakukan airmata ini rasanya susah sekali untuk mengalir. Betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya karena memikirkannya. Hati ini hanya sibuk mengingatnya pantaslah kalau hati ini sering galau karena hati kita hanya di penuhi oleh cinta manusia.
Dalam Al-Qur'an Allah berfirman "alladziina aamanuu wa tathmainnu quluubuhum bidzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathmainnul qullub" ( yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram).
Berarti sudah sangat jelas ketika hati galau, resah dan gundah gulana hati kita pasti di penuhi cinta manusia bukan cinta kepada Sang Pencipta manusia. Mari kita banyak-banyak lihat diri. Sudahkah cinta kita berada di atas jalan yang benar. Jalan yang bisa menghantarkan keridhoan-Nya atau bahkan cinta kita menyimpang dari jalan lurus-Nya yang bisa mengantarkan kita kepada kemurkaan-Nya. Cinta bisa berbuah syurga, alangkah indah dan bahagianya jika cinta kita berbuah syurga, tapi cinta juga bisa berbuah neraka. Dan alangkah meruginya jika cinta kita berbuah neraka.
Tulisan ini saya buat mengingatkan diri sendiri bukan bermaksud untuk menggurui. Siapalah diri untuk menggurui, saya hanya seorang wanita yang sedang belajar menata diri dan juga menata hati. Terakhir saya minta maaf apabila ada kesalahan baik dari tingkahlaku maupun tutur kata yang kurang sopan.
Semoga bermanfaat. Yang benar dari Allah dan yang salah dari diri saya yang dhoif