Senin, 27 Juni 2011

Sebutir Permata


"Nama saya Rita Mbak, umur 23 tahun. anak saya umurnya udah 5 tahun sekarang. di tinggal di indonesia. saya ingin belajar islam yang benar.." "Insya Allah..." sahutku sambil menatap kedalaman matanya yang tulus dan berbinar-binar. "memang selama ini islamnya bagaimana mbak?" sahutku pelan. Bagian lain dari diriku masih bingung,takjub dan terheran-heran.usianya cuma setahun lebih tua dariku,tapi sudah di karuniai buah hati sebesar itu,kisah hidupnya pasti luar biasa.bisiku dalam hati. "Saya sholat dan juga berpuasa,tapi saya belum pernah benar-benar masuk islam karena agama yang diturunkan orang tua bukan islam...,saat ini saya benar-benar ingin menjadi muslimah sejati...karena...." Ucapannya terhenti.ada bening di dua sudut matanya.Aku cuman diam membiarkan keheningan menyelimuti kami. "karena...karena saya ingin punya anak-anak yang soleh mbak.." lirihnya pelan. Subhanallah... sebaris kalimat sederhana dan datar,tapi cukup menyentakkan hatiku saat itu.keharuan menyerapi ruang-ruang hatiku. cerita hidupnya yang berliku kemudian mengalir deras. Cerita-cerita yang tak akan pernah kita dengar di sinetron di indonesia yang penuh mimpi. cerita hidup sarat perjuangan yang seakan menyadarkanku dari lamunan panjang bahwa beragam kisah terbentang di luar sana.menunggu di cermati dan di jadikan pelajaran.


Di usir dari keluarga karena menikah dengan seorang muslim.belajar islam otodidak dan merangkak. bekerja di negara sekuler dan mendapat majikan keluarga muslim yang tak pernah sholat. tapi hidayah Allah memang Maha Indah,justru dari lingkungan yang tidak kondusif inilah beliau merasakan nikmatnya berislam dan keinginan itu semakin besar ketika di kait-kaitkan dengan si buah hati.


Betapa banyak di antara kita yang ingin menjadi muslim/muslimah sejati dengan tujuan mulia agar kelak nantinya bisa membentuk anak-anak yang sholeh dan menjadi rahmatan lil 'alamin. sudahkah keinginan semulia itu mendapat tempat khusus di hati kita? Anak sholeh,investasi abadi dunia akhirat,subhanallah,siapa yang tidak merindukannya.

"Saya ingin belajar sholat yang benar mbak,saya merasa sholat saya selama ini tak pernah benar karena kan belajar sendiri," lanjutnya dengan logat melayu kental.
"Rasanya saya ingin sholat sesering mungkin,menurut saya sholat itu kebutuhan,bukan kewajiban..."Lanjutnya mantab. jleb...lagi lagi kalimat ajaib meluncur dari mulutnya. Aku terpana. Aku menjelaskan rukun-rukun sholat dan hal-hal lainnya tentang pelaksanaan sholat,tapi sesungguhnya batinku tidak disana.aku merasa di sindir habis-habisan.pernahkah terpikir olehku konsep pemahaman solat seindah yang di milikinya.sudahkah selama ini menganggap sholat sebagai suatu kebutuhan.Aku yang dilahirkan dari keluarga muslim. dibesarkan dalam lingkungan yang islami. rasanya aku menjadi tidak ada apa-apanya di banding dia.berkali-kali dia menyatakan rasa rendah dirinya karena status sebagai PRT disini,tapi di mataku dia sungguh wanita yang sangat mulia.Dirinya bagai mutiara yang tersimpan di tengah lumpur hitam pekat.hari ini cerita hidupnya,dan kalimat-kalimat tulusnya telah ku catat baik-baik dalam hati.akan ku simpan di salah satu bagian paling penting dalam memori hatiku,dan tak kan ku lupakan selamanya,

Saudariku...percayalah...satu-satunya pembeda manusia di hadapan Allah hanyalah takwanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar