Jumat, 30 Januari 2015

cerpen : Bila Hati Kata Cinta part 1

Aku adalah seorang yatim piatu yang sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi. Orangtuaku meninggal akibat kecelakaan 10 tahun yang lalu. Semenjak itu aku di jaga dan di rawat oleh paman dan bibiku. Mereka sangat menyayangi aku, dan aku juga sangat menyayangi mereka. Karena mereka keluarga yang aku miliki. Satu minggu yang lalu, paman dan bibiku menjodohkanku dengan seorang laki-laki yang menurut mereka masih saudara jauh ayah dan ibuku. Tanpa pikir panjang aku pun menerimanya, aku yakin bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik untukku. Mereka tidak mungkin memilih sembarang orang. 

Aku sama sekali belum pernah melihat bakal suami aku, bahkan pada saat ia meminang, aku pun tidak bertemu dengan nya, aku hanya bertemu dengan ayah dan ibu nya saja. Yang anehnya lagi aku pun tidak tau siapa namanya. Aku tidak pernah menanyakan nama laki-laki itu pada paman dan bibiku. Aku sudah bertekad akan mengenalinya dan melihatnya pada saat ijab-kabul sudah di ucapkan, dan mahar sudah diserah terimakan
Mungkin aneh bagi sebagian orang tapi tidak menurutku. Aku yakin bahwa cinta yang di jalin di atas jalan yang benar akan terlahir cinta yang suci dan sejati. 

"Lisa, kamu di panggil tuh sama anak boss di ruangannya." panggil tika mengagetkan lamunanku
"wah anak bos, sejak kapan anak boss ada di sini.." tanyaku keheranan.
"ga penting untuk kita tahu sejak kapan, yang aku tahu dia panggil kamu, dan dia akan bekerja disini menggantikan papanya, dah cepetan sana nanti dia ngamuk loh, banyak yang bilang kalau dia itu lain dari pada yang lain, dia suka marah-marah." Ucapnya lagi.
"Dari mana kamu tau yang dia suka marah-marah? Emang kamu pernah di marahin sama dia?" tanyaku pada Tika
"Banyak karyawan perusahaan kita yang cerita tentang dia di luar sana."
"hmmm... Kamu korban gosip mungkin..." ucapku
"siapa tau berita itu benar adanya, mana mungkin daun bergerak tanpa ditiup angin kan, cepatlah kamu pergi keruangannya." perintahnya padaku

Tanpa berpikir panjang aku melangkahkan kakiku menuju ruangan bos, kenapa tiba-tiba ada rasa takut dan cemas yang menyelinap di dalam hatiku, padahal sebelumnya aku tidak pernah merasakan takut pada siapapun. Aku tarik napas dalam-dalam mencoba untuk menghilangkan segala rasa takut dan cemas di dalam hatiku. Aku baca bismillah dan memberanikan diri mengetuk pintu ruangan boss baruku.

Ku buka pintu perlahan setelah di izinkan masuk oleh si pemilik ruangan, ku lihat seorang pemuda tengah duduk membelakangiku, ku atur langkahku sedemikian rupa berjalan mendekati meja kerjanya. 

"assalamu'alaikum pak, tadi Tika bilang bapak panggil saya ada yang bisa saya bantu pak?" ucapku dengan suara yang cukup sopan

Mendengar pertanyaanku tuan si pemilik ruangan memutar kursinya menghadap kearahku. Lama si tuan tidak berbicara, yang aku rasakan dia sedang memandangku. Aku sama sekali tidak berani mengangkat kepalaku. Aku benar-benar merasakan cemas dan takut. Hanya Allah saja yang tahu apa yang di rasakan hatiku saat itu

"Aleysa..." panggilnya dengan suara yang cukup pelan
"Iya pak," aku belum berani mengangkat kepalaku dan melihatnya, yang aku pikirkan saat ini kenapa orang ini tau namaku dan bisa menyebut nama panjangku dengan sangat fasih, sedangkan aku hanya seorang cleaning service di kantor ini. 

"Tolong buatkan saya kopi, jangan terlalu manis, setelah itu kamu tolong saya bersihkan lemari tempat file-file saya yang ada di pojok sana."ucapnya sambil menunjukan padaku sebuah lemari besar yang berisi file-file perusahaan.

"Baik pak." ku anggukan kepalaku, kemudian aku berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Alhamdulillah ternyata dia tidak segalak yang aku sangkakan.." bisikku dalam hati begitu aku keluar dari ruangannya, aku bergegas ke dapur untuk membuat kopi pesanannya, beberapa menit kemudian aku sudah berada diruangan itu untuk membersihkan lemari dari kotoran dan debu. Aku sangat merasa tidak nyaman berada diruangannya, apalagi aku merasakan kalau ada sepasang mata yang sedang memperhatikanku, meskipun aku tidak melihatnya tapi bisa merasakan yang sipemilik ruangan sedang memperhatikan gerak-gerikku. Ku percepat pekerjaanku aku tidak ingin berlama-lama di dalam ruangannya.

Setelah pekerjaanku selesai aku segera bergegas meninggalkan ruangan itu. Aku melihat dia sedang sibuk dengan file-fila yang menumpuk di atas mejanya. Baru saja kaki ini bergerak ke arah pintu. Terdengar satu suara memanggilku.

"Aleysa tunggu sebentar."
Seketika itu juga ku hentikan langkahku dan membalikkan badanku ke arahnya. Ku lihat dia berjalan mendekatiku, dia menghulurkan dua lembar kertas 100 ribuan padaku.
"Aleysa ini untuk kamu, sebagai ucapan terimakasih ku kepadamu karena kamu telah membantu aku membersihkan lemari file aku. ucapnya 
" Maaf pak,saya tidak bisa menerimanya. Itu memang sudah menjadi tanggung jawab saya untuk membersihkannya, dan uang itu cukup banyak, maaf pak saya tidak bisa menerimanya." Ucapku dengan suara sesopan mungkin
"Terimalah Aleysa, buat tambahan uang kuliah kamu." ucapnya lagi
"Tapi pak..." 
Belum sempat aku melanjutkan kata-kataku dia sudah memotong pembicaraanku.
"Tidak ada tapi-tapi... Sekarang terimalah, jika kamu tidak terima aku akan marah sama kamu."

Mendengar ancamannya ada rasa takut yang menyelinap dalam hatiku, tanpa berpikir panjang aku ambil uang yang ada di tangannya, ku ucapkan terimakasih padanya dan bersegera meninggalkannya.

Aku duduk sendirian di pinggir ruangan tempat yang biasa aku gunakan untuk melepas lelah, aku teringat dengan sikap boss baruku yang aku rasakan cukup aneh, kenapa dia memberikan aku uang dan kenapa dia tahu kalau aku sedang kuliah sedangkan dia baru pertama kali melihatku dan aku pun baru pertama kali melihatnya. Pikirku dalam hati. Mungkin dia tahu dari staf-staf yang ada di sini, pikirku lagi.
***
Senja merah di langit kini sudah menghilang, bergantikan bulan dan bintang sebagai penghias malam, kuasa Allah menciptakan itu semua, Kuasa Allah juga yang mempergilirkan malam dan siang tanpa pernah siang mendahului malam ataupun malam mendahului siang, tiada yang bisa melakukan semua itu kecuali Allah Pencipta makhluk di seluruh alam semesta.

Samar- samar terdengar suara adzan dari masjid, seruan adzan yang bisa menggetarkan hati setiap orang beriman. Orang yang merindukan kebahagiaan dan mengharapkan keridhaan dari Allah Sang Pemilik kehidupan.

Zafran sudah berpakaian solat lengkap, dan bergegas untuk pergi kemasjid yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Baru saja kaki nya hendak melangkah kelur rumah ada suara dari dalam rumahnya memanggilnya.
"Zafran, mau kemana?" tanya papahnya
"Mau ke masjid, papah mau ke masjid juga? kita pergi sama-sama ya pah? Ajakku pada papah,meskipun aku sudah tau papah akan menolaknya.
"Kamu pergi duluan aja deh, nanti papah solat di rumah saja." jawabnya 
"Ya sudah kalau begitu Zafran pergi dulu takut ketinggalan jama'ah, papah jangan lupa solat ajak mamah sekali. Sudah lama pah, hidup kita jauh dari Allah, sudah saat nya kita kembali ke pangkal jalan yang benar." ucapku pada papahku sebelum aku berlalu pergi meninggalkannya.

Jama'ah solat isya sudah mulai kembali kerumahnya masing-masing, tinggal satu -dua jama'ah yang sedang melaksanakan sholat rawatib termasuk aku salah satunya. Kedamaian dan ketentraman aku rasakan bila berada di rumah Allah ini. Aku ingin berlama-lama dimasjid di tempat yang mulia dan penuh barakah. Seusai menunaikan sholat aku tengadahkan kedua tanganku, sebait untaian doa menghiasi bibirku.

Ya Allah..
Hamba sadar terlalu banyak waktu yang hamba buang sia-sia
Ya Allah..
Hamba sadar sudah terlalu lama hamba lalai dalam mengingat-Mu
Hamba ingin kembali ke pangkal jalan-Mu 
Ya Allah..
Bimbing hamba..
Tuntun hamba untuk menapaki jalan menuju syurga-Mu
Permudahkanlah hamba untuk melalui jalan itu
Jalan yang Engkau ridhai
Jalan yang bisa mempertemukan aku dengan-Mu
Ya Allah..
Engkaulah yang menghadirkan rasa cinta di hati ini.
Izinkan aku mencintainya karena-Mu Ya Allah..
Meskipun aku jauh dari sempurna
Namun aku yakin dengan cinta-Mu, aku dapat menjadikan cinta menjadi sempurna.
Ya Allah..
Lindungilah orang-orang yang aku cintai
Berikanlah hidayah-Mu untuk ayah dan ibuku
Engkau yang kuasa membolak-balikan hatinya
Sangat mudah bagi-Mu untuk menjadikan mereka tunduk dan patuh kepada-Mu
Kumpulkan kami dalam naungan cinta-Mu
Kumpulkan kami dalam syurga firdaus-Mu
Aamiin Yaa Rabbal'alamiin
***
Malam kian larut, derap langkah kaki manusia tak lagi terdengar, yang terdengar hanya desahan nafas manusia yang tengah merajut mimpi indahnya.

Disebuah kamar yang cukup besar, zafran masih belum bisa memejamkan matanya, dia masih teringat dengan aleeysa yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Sampai detik ini aleeysa belum tau bahwa zafran adalah calon suaminya. Zafran yang merupakan boss baru di tempat kerjanya.
Zafran ingin sekali berterus terang sama Aleeysa, namun setiap kali bertemu dengannya bibir ini seakan-akan kelu untuk berkata, ada rasa ragu dan takut jika nanti aleeysa menolak dan tidak menerimanya. Yang bisa Zafraan lakukan adalah menunggu hingga waktu yang berbicara.
Di sebuah buku kecil berwarna hitam zafran meluahkan segala keresahan yang sering kali bertandang di hatinya.

10 november 2013
Betapa gembiranya hati ini ketika mendengar aleeysa menerima lamaranku, betapa tidak gadis yang aku suka dalam diam semenjak 10 tahun yang lalu sebentar lagi akan menjadi istriku.

Aleeysa namanya, seorang gadis muslimah yang elok tingkah lakunya, kerudung panjang yang ia kenakan melambangkan keimanan yang ada di dalam hatinya.

Selama 10 tahun aku tidak melihatnya, terakhir aku melihatnya satu minggu sebelum aku membuat keputusan untuk melamarnya. Yang menjadi pertanyaan di dalam hatiku apakah dia tau siapa aku? Mengapa dia begitu mudah menerima lamaranku sedangkan dia belum tau dan mengenal siapa aku.

Aleeysa engkau gadis yang sempurna, sedang aku banyak kekurangannya, sudikah kiranya jika kau membantuku untuk mengenal Allah lebih dekat. Sudikah engkau menjadi partner hidupku yang bisa menghantarkan aku pada keridhaan Rabbku?

Aleeysa maafkan aku yang belum bisa berterus terang padamu tentang siapa aku, namun aku harap engkau akan menerimaku seadanya, dengan segala kekurangan dan kelebihanku.

Aku akan tetap mencintaimu dalam diamku, dan bila hati berkata cinta maka diri ini tidak bisa menepisnya.

Tunggu sambungannya yah...

1 komentar: