Jumat, 30 Januari 2015

Bila Hati kata cinta Part II

Pak Mahdi, Bi Ratih... Aleeysa pergi dulu yah dah siang nih nanti terlambat sampai tempat kerjaan." kataku sambil mendekati paman dan bibi yang sedang sibuk membersihkan pekarangan rumah belakang.

"Iya hati-hati di jalan.." ucap paman dan bibi hampir bersamaan
Baru beberapa kaki ini melangkah meninggalkan mereka bibi berlari mengejarku dan memberikan sebuah bingkisan kecil berwarna merah muda.
"Aleeysa tunggu, ini ada titipan dari ilham, kemarin sore waktu kamu belum pulang dari kuliah dia sempat datang dan menitipkan hadiah ini pada bibi." 

"Ilham itu siapa bi?" tanyaku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

"Ilham bakal suami kamu, ckckck....ini anak bakal suami sendiri ga tau namanya, gimana sih kamu?" ucapnya lagi.

"Ouh... Nama calon suami Aleeysa Ilham toh. Gimana Lisa mau tau namanya, bibi ga pernah kasih tau nama calon suami Lisa pada Lisa." ucapku sambil mengambil bingkisan yang sedari tadi berada di tangan bibi

"Ya sudah bi, Lisa berangkat dulu sudah terlambat nih bi, sampaikan terimakasih pada ilham kalau dia datang lagi kerumah. " ucapku lagi

Aku pun berpamitan dengan bibi tak lupa ku ucapkan salam dan mencium tangannya sebagai tanda hormat dan sayangku padanya. Bibi dan Paman sudah banyak berkorban untuk membesarkanku. Paman dan Bibiku memberikan kasih sayangnya yang begitu tulus untukku. Ditangan merekalah aku di didik dan dijaga dengan kasih sayang yang melimpah.

Mentari sudah mulai memancarkan sinarnya, udara pagi yang sejuk sudah mulai berganti dengan kehangatan sinar mentari pagi, embun-embun yang bergelayutan di daunan mulai tidak kelihatan lagi. 

Ku pandangi setiap angkutan umum yang lewat, namun angkutan umum yang aku tunggu tak kunjung tiba, aku mulai resah, aku mulai tidak bisa tenang duduk di halte itu, aku berjalan mondar-mandir kekiri kanan berharap angkutan yang aku tunggu segera tiba. Ku lihat jam yang ada di pegelangan tanganku menunjukan pukul 08.15, wah aku bisa terlambat nih, bisiku lirih dalam hati. 

Sedang asyik memperhatikan mobil dan angkutan berlalu lalang, tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan aku berdiri. Sang pemilik mobil menurunkan kaca jendela mobil sehingga terlihat dengan jelas siapa gerangan pemilik mobil yang berhenti itu.

"Aleeysa... Sedang apa aleeysa berdiri di sini sendirian." tanyanya padaku 

"Sedang menunggu angkutan umum lah pak, ga mungkin kan pak kalau saya di sini sedang nonton TV." jawabku dengan sedikit bercanda.

"Ouh yah.. Ini halte yah lupa pula saya.." ucapnya sambil tersenyum.

"Aleeysa.. Mau tumpang bareng dengan saya?" Tanyanya padaku

"Terimakasih pak, saya tunggu angkutan umum saja lagian tidak elok rasanya kita berdua-duaan dalam mobil, kita bukan mahrom. dan nanti kalau ada karyawan bapak yang lihat,saya khawatir mereka bicara yang tidak-tidak tentang saya." ucapku padanya mencoba menolak tawarannya.

"Aleeysa, cepat masuk mobil saya, nanti kita terlambat sampai kantor, aleeysa akan menunggu di sini sampai kapan. Lihat sudah pukul berapa sekarang, aleysa sudah terlambatkan? Aleeysa kita tidak berdua kok di mobil, lihat di sebelah tempat duduk saya ada Balqis keponakan saya." ucapnya padaku mencoba menerangkan

Dengan ragu-ragu akhirnya aku terima juga tawarannya. Aku terhimpit di antara dua pilihan antara ikut dengan dia atau menunggu angkutan umum yang entah kapan akan tiba. Jika aku menolak tawarannya, yang pasti aku akan terlambat sampai di tempat kerja. Namun jika aku menerima tawarannya dan nanti ada karyawannya yang melihat aku satu mobil dengannya aku takut menjadi buah bibir di kantor yang menjadi miliknya. Aku serba salah di buatnya meskipun pada akhirnya aku memilih untuk menerima tawarannya.

Aku hanya diam membisu di dalam mobil milik nya. Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibirku, dan aku sendiri pun tak tahu apa yang perlu aku ucapkan. Sehingga aku lebih memilih diam dan mendengarkan Balqis dan Oomnya bercerita.

"Omm Zaf.. Tante yang duduk di belakang itu siapa namanya, Qis lupa namanya?" tanya Balqis pada Zafran

" Coba Balqis tanya sendiri sama tante." jawab Zafran.

"Tante namanya siapa? Kalau nama aku Balqis syahreeza amalia.." 
tanyanya padaku dengan nada yang begitu polos dan manja

"Nama Tante Aleeysa ameera, Balqis boleh panggil tante Lisa saja.." ucapku padanya.

"Wah.. Nama tante cantik sama seperti tante cantiknya." pujinya padaku

"Lebih cantik lagi Balqis, oh ya Balqis sekolah di mana?" tanyaku

"Balqis sekolah di dekat kantor Oom Zafran, tante juga kerja di kantor Oom Zafran yah?" tanyanya padaku

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan tersenyum padanya.
"Sudah Aleeysa ga usah di jawab lagi pertanyaan Balqis nanti ga habis- habis dia bicara." ucap Zafran 

"sekarang giliran Oom yang tanya sama tante Aleeysa, Balqis hanya boleh dengarkan saja yah." ucap Zafran pada keponakannya yang lucu dan imut itu.

Mendengar apa yang di katakan Zafran pada keponakannya, jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang. Berbagai macam pertanyaan yang tidak ada jawabannya mulai bermain di otakku. 

"Aleeysa sekarang sudah semester berapa kuliahnya? Tanyanya padaku dengan nada yang cukup serius.

"semester akhir pak.. Insya Allah kalau tidak ada halangan 3 bulan lagi akan wisuda." jawabku

"Kenapa Aleeysa memilih menjadi cleaning service, sedangkan masih ada kerjaan yang pantas untuk Aleeysa." tanyanya lagi.
Wah si boss sudah kayak wartawan aja tanyanya. Dah kayak orang penting aja aku ditanya-tanya sama Bigboss. Bisikku dalam hati
"Saya enjoy pak bekerja sebagai clearning service, banyak pengalaman yang saya ambil darinya. Apapun pekerjaan itu akan saya nikmati selama pekerjaan itu halal dan bermanfaat untuk yang lain." jawabku lagi.
Ku lihat Dia menganguk-anggukan kepalanya sebagai tanda menyetujui apa yang aku ucapkan
"Beruntung sekali suami aleeysa nanti mendapat istri sebijak dan sebaik Aleeysa." ucapnya memujiku

"Saya dengar aleeysa akan menikah bulan depan. Dibulan yang sama aku juga akan menikah, kalau boleh saya tahu aleeysa menikah dengan orang mana?" tanyanya lagi

Mendengar pertanyaannya aku jadi bingung tidak tau mau menjawab apa. Aku tidak menyangka dia tahu banyak tentang kehidupanku. Berbagai pertanyaan yang tidak ada jawabannya mulai bermain-main di otakku. Kenapa boss tahu banyak tentang diri aku sedangkan dia baru satu bulan jadi boss aku. Pikirku lagi 

"Aku tidak tahu dia orang mana pak, namanya saja baru saya tahu tadi pagi dari bibi saya. Calon suami saya adalah pilihan keluarga. Saya tidak mengenal dia, tapi saya yakin pilihan keluarga saya pasti yang terbaik untuk saya." jawabku.

Zafran menarik nafas dalam-dalam. Ada rasa lega yang menyelinap di hatinya. Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah Engkau pilihkan dia untuk aku. bisik zafran dalam hati.

"Aleeysa tidak tahu siapa namanya, kalau suami yang menjadi pilihan keluarga Aleeysa tidak sebaik yang Aleeysa sangka adakah Aleeysa sudi menerimanya?" tanyanya lagi

"Baik buruknya seseorang bukan saya yang menilai tapi Allah, saya tidak berhak menghakimi baik dan buruknya seseorang. Manusia tidak ada yang sempurna, saya sendiri belum tentu lebih baik darinya. Jika dia yang Allah takdirkan untuk jadi jodoh saya, insya Allah akan saya terima dia dengan lapang dada, akan saya terima dia dengan hati yang terbuka. Kalau kesempurnaan yang saya cari pasti kekecewaan yang akan saya dapati." jawabku panjang lebar.

Terimakasih aleeysa, Zafran janji akan jadi suami yang baik untuk Aleeysa, Zafran membutuhkan Aleeysa. Bantu Zafran untuk mendekatkan diri pada Allah Sang Pemilik alam semesta. Bisik zafran dalam hati.

Mobil yang di kendarai Zafran berhenti tepat di depan kantor, aku bergegas keluar dari mobil. Alhamdulillah tidak ada orang yang melihat aku, bisikku lirih dalam hati. Sebelum aku turun dari mobil ku alihkan pandanganku pada Balqis, niat hati ingin mengucapkan selamat tinggal padanya, namun melihat dia tidur nyenyak ku urungkan niatku. Ku ucapkan terimakasih pada bossku sebelum kaki ku melangkah keluar dari mobil. 

"Aleeysa tunggu... Jaga diri Aleeysa baik-baik yah.. Terimakasih karena sudah mau menerima Zafran. Tetaplah tunggu zafran, insya Allah Zafran akan segera datang pada Aleeysa." ucapnya padaku sebelum dia berlalu pergi.

Aku berdiri seperti patung yang bernyawa mendengar apa yang di katakan olehnya. Apa maksud dari perkataannya aku sendiri tak tahu. Kenapa tiba-tiba dia berkata seperti itu padaku. Dia bukan siapa-siapa aku, dia hanya boss tempat aku bekerja. Tak sepantasnya di berkata seperti itu padaku. Ada benarnya juga apa yang di katakan Tika kalau boss baru aku agak aneh sikapnya. Pikirku lagi.

"Lisa..kamu sedang apa bengong di situ? Sudah datang terlambat pakai acara bengong lagi?" ucap Tika padaku yang sempat membuatku terkejut.

"Maaf Tika tadi aku lama tunggu bus, nasib baik ada orang yang bagi aku tumpangan." ujarku pada Tika

aku bergegas masuk ke dalam kantor milik Zafran untuk melaksanakan tanggung jawabku sebagai pekerja di kantor itu.
***
Besok merupakan hari yang bersejarah untuk Zafran, penantian yang cukup panjang akhirnya akan berganti menjadi kebahagiaan, kerinduan yang selama ini tersimpan rapi dalam hati akan segera terobati. Aleeysa gadis yang mencuri hatinya sebentar lagi akan di persunting olehnya.

Zafran tidak sabar menunggu hari bahagia itu, ia sendiri tidak tahu bagimana caranya ia mengungkapan segala perasaan yang tertimbun hatinya, hanya pada Allah segala perasaan ia ungkapan. Sedih, senang, galau, kecewa hanya kepada Allah tempat ia bercerita. Zafran akan merasa tenang dan damai dengan Allah semata. Jika kedamaian sudah di dapat, Zafran akan menuliskan segala perasaan yang ada pada diari kecil berwarna hitam yang menjadi teman kesehariannya.

Sebuah bait puisi yang indah ia tulis. Jari-jarinya begitu lincah menggoreskan pena bertinta emas merangkai kata demi kata menjadi bait puisi yang indah sebagai luahan dari perasaannya. 

Bila hati kata cinta
Maka diri tak mampu menepisnya
Bila hati kata cinta
Maka raga pun ikut merasakannya

Bila hati kata cinta
Kebahagiaan akan di rasa
Bila hati kata cinta
Keindahan akan menjelma

Bila hati kata cinta
Akan ku terima kau dengan lapang dada
Akan ku terima kau dengan hati yang terbuka

Bila hati kata cinta
Hanya keikhlasan yang ada
Hanya senyuman sebagai pengganti kata-kata

Bila hati kata cinta
Tak pandang rupa atau harta
Yang ada ketulusan dari dalam dada
Bila hati kata cinta 

Maka Ilham Zafran muchtar akan selalu ada
Untukmu wahai Aleeysa Ameera.

Di akhir puisi yang di tulis, Zafran menulis kata-kata cinta yang di tulis oleh kahlil gibran. Seorang pujangga cinta yang sangat terkenal dengan kata-kata mutiara cintanya.

"aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti isyarat yang tak sempat di kiirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..."(kahlil gibran)

Apa reaksi Aleeysa begitu mengetahui bahwa suaminya adalah bossnya? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar