Hujan
masih turun rintik-rintik di luar sana, mendung hitam masih menaungi
kota Bandung,aku dekati jendela kamarku, ku buka tirai yang menutupinya.
Nampak jalanan yang basah, dedaunan yang hijau nan segar, bunga-bunga
yang bermekaran, rerumputan dan ilalang pun turut menikmati indahnya
rahmat yang telah Allah turunkan melalui air hujan.
Sudah hampir tiga tahun aku tinggal di tempat ini. Ya..tiga tahun yang lalu aku memutuskan untuk tinggal di bandung, tempat di mana aku di pindahkan tugas oleh atasanku, sedih memang ketika pertama kali harus meninggalkan kampung halaman tempat di mana aku di besarkan. Apalagi saat itu ayah dan ibuku belum lama meninggal. Kecelakaan itu merenggut nyawa ayah dan ibuku.Kejadian itu begitu mendadak aku tak pernah menyangka sama sekali kalau aku akan di tinggal secepat itu oleh mereka. Namun itulah takdir Allah yang tidak bisa di tolak. Jika Allah sudah berkehendak mengambil milik-Nya kapanpun dan di manapun tak akan ada yang bisa menolaknya apalagi menahannya. Sedih saat itu melihat kenyataan yang ada namun aku mencoba untuk tabah menghadapinya. Aku harus tegar di hadapan Sarah, adik perempuanku satu-satunya yang aku sayangi. hanya akulah yang menjadi tumpuan hidupnya.
Aku begitu menyayanginya. Usia yang tak terpaut jauh hanya 4 tahun membuat aku begitu akrab dengannya.Kami hidup rukun dan bahagia meskipun kami hidup tanpa orang tua. Alhamdulillah segala kebutuhan Sarah bisa aku penuhi dari penghasilanku. Namun semua itu hanya menjadi masalaluku. Sarahku yang dulu telah hilang, Sarah yang periang kini berubah menjadi pendiam, Sarah yang selalu bisa membuatku tertawa kini lesu seolah-olah tak bernyawa, tatapannya kosong, jiwanya rapuh, semangatnya telah hilang, ia bak seorang mayat hidup yang hanya bisa mendengar tanpa bisa merasa.
Peristiwa yang di alaminya membuat ghairah hidupnya lenyap.kehormatannya dan kesuciannya yang selama ini ia pertahankan di renggut oleh preman-preman jalan yang tak bertanggung jawab, hijab yang ia kenakan dan ia jaga mati-matian terkoyak karena ulah para penghamba syetan. Sejak peristiwa itu peristiwa dimana harga diri dan kehormatan dirinya di ambil secara paksa, Ia begitu sangat terpukul ia lebih suka mengurung di kamar, senyumannya tak pernah lagi terlihat dari bibir mungilnya yang ada ia lebih sering menangis sendirian.hari-harinya ia temani dengan airmata. Setiap kali aku melihat dan menatapnya hati ini menangis, dan sedih. Ingin rasanya meringankan bebannya, namun aku tak tau bagaimana caranya, aku tak bisa berbuat apa-apa, guyonanku sudah tak mampu lagi membuat ia tertawa.
###
Bunyi bel pintu membuyarkan lamunanku, tak terasa sudah hampir setangah jam aku berdiri di depan jendela. Ku lihat jam dinding di sudut ruangan, jarum jam menunjukan pukul 17.00 WIB, sudah sore begini siapa yang datang yah bisikku dalam hati. Kupercepat langkahku menuju pintu depan. Ku buka pintu setelah terlebih dahulu memastikan siapa gerangan yang datang.
"Assalamu'alaikum kak Indah maaf sebelumnya Rina datang ga kasih tahu terlebih dahulu dan maaf juga Rina datang bawa rombongan." Ucap Rina teman akrab Sarah yang selama ini setia menemani Sarah.
"Wa'alaikumus salam.. Ga apa-apa Rina..silahkan masuk." Balas Kak Indah dengan nada yang sedikit terkejut karena kedatangan Rina dengan rombongan yang tidak di kenalinya.
"Maaf Kak sebelumnya jika kedatangan kami mengejutkan kak indah, terlebih dahulu Rina kenalkan ini Kak Isma kakak sepupu Rina, ini Akhmad senior Sarah di kampius sekaligus adik dari kak Isma dan yang ini Roni teman Akhmad." Lanjut Rina sambil memperkenalkan Rombongan yang di bawanya.
"Sarahnya ada kak?" Tanya Rina melanjutkan pembicaraannya
"Ada di kamar seperti biasa."
"Boleh Rina masuk kekamar Sarah kak untuk mengajak Sarah keluar?" Izin Rina pada kak sarah
"Silahkan.." Jawabku.
Lima menit kemudian Rina muncul dengan Sarah di sampingnya. Sarah nampak begitu berbeda, ia kini kurus, matanya sangat cekung kehitam-hitaman pertanda ia terlalu sering menangis. Jilbab yang ia kenakan pun acak-acakkan. Sungguh sangat berbeda dengan sarah dua bulan yang lalu. Akhmad yang melihat perubahan fisik wanita yang di kaguminya secara diam-diam sedikit terkejut. ia tidak menyangka gadis yang selalu ceria dalam meniti hari-harinya berubah menjadi gadis yang pendiam yang hilang semangat hidupnya. Namun fisik Sarah tak membuat Akhmad berhenti untuk mengaguminya. ia masih tetap berharap suatu saat kelak bisa mempersunting sarah untuk di jadikan istrinya. kini kekagumannya pada Sarah kian bertambah apalagi setelah mengetahui peristiwa yang di alami sarah membuat ia semakin kuat untuk menikahinya.
Akhmad adalah senior kampus sekaligus pemuda masjid kampus. Sudah lama Akhmad mengagumi Sarah. Namun Akhmad lebih suka mencintai Sarah dalam diamnya dalam kematangan sikapnya. Karena ia punya rencana suatu saat jika sudah siap segalanya ia akan datang kerumahnya untuk meminangnya. Dua bulan ketidak munculan Sarah di kampus membuat Akhmad selalu bertanya-tanya. Di setiap sudut kampus ia selalu mencari sosok Sarah yang selama ini dirinduinya. Rasa rindu dan rasa ingin tahunya yang amat besar membuat ia memberanikan diri datang kerumah Rani sahabat karib Sarah. Dari Rani-lah ia mengetahui segalanya termasuk peristiwa yang di alami Sarah secara detail.
***
Melihat banyak orang di ruang tamu, apalagi di antara mereka ada Akhmad senior nya di kampus membuat Sarah ingin mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. ia memutar balikkan badannya kebelakang bermaksud untuk masuk kembali kekamarnya, namun tangan Rina yang sedari tadi memeluk tubuhnya menghalangi niat Sarah. "Ga apa-apa Sarah Akhmad bermaksud baik..Insya Allah dia orang yang paling memahami kondisi Sarah saat ini." Bisik Rina mencoba untuk meyakinkan Sarah dengan suara yang begitu lirih di telinganya. tiba-tba tangan Sarah begitu kuat memegang tangan sahabatnya seolah-olah meminta kekuatan dan perlindungan pada sahabat karibnya itu. dengan langkah yang gontai sarah berjelan mendekati ruang tamu dimana kak Indah dan tamunya berada.
Aku yang sudah tau apa maksud dan tujuan kedatangan mereka hanya bisa berharap kalau niat baiknya bisa di sambut baik oleh sarah. rasanya aku sudah tidak sanggup melihat kondisi Sarah yang kian hari kian memburuk.aku ingin melihat Sarah semangat lagi dalam melanjutkan hidupnya yang masih panjang. sekilas aku pandangi Sarah kemudian pandanganku beralih kepada Akhmad dan Kakaknya dengan harapan mereka segera mengatakan apa yang menjadi tujuannya.
Ternyata mereka bisa membaca pandangan mataku tidak beberapa lama setelah itu Akhmad pun mulai berbicara.
"Apa kabar Sarah? " tanyanya mengawali pembicaraan
Tak ada jawaban apapun dari sarah yang ada hanya pandangan kosong tak terarah.
"Sudah lama kak Akhmad cari Sarah di kampus tapi Sarah ga datang-datang.. Sarah ga rindu sama suasana kampus? taman-teman Sarah banyak loh yang cari Sarah, suasana kampus terasa kurang tanpa sarah." lanjutnya lagi.
Sama tak ada jawaban, tak ada ekpresi apapun dari raut mukanya. ia seperti patung yang bernyawa.
"Mau sampai kapan Sarah seperti ini, Masih banyak orang-orang yang mencintai sarah, yang rindu ingin melihat Sarah ceria seperti dulu lagi, apa Sarah tidak kasian sama kak Indah yang selama ini sangat bersedih dengan perubahan sikap Sarah.. apa Sarah juga tidak kasian juga sama Rina sahabat Sarah. Rina merasa kehilangan sahabat nya yang dulu sahabat yang bisa di jadikan tempat berbagi dalam suka dan duka..ingat masih banyak orang-orang di sekeliling Sarah yang mencintai Sarah termasuk kak akhmad sendiri. Kak Akhmad minta maaf kalau selama ini sering memperhatikan gerak-gerik Sarah, Kak akhmad juga minta maaf kalau selama ini mengagumi Sarah tanpa sepengetahuan Sarah, bahkan selama Sarah tidak masuk kampus rasa rindu ini kian membuncah seakan-akan hanya bisa terobati dengan melihat Sarah. Untuk itulah Kak Akhmad memberanikan diri datang kerumah Sarah, meminta Sarah pada Kak Indah. dengan niat baik dan karena Allah Kak Akhmad datang kerumah Sarah untuk meminang sarah Apakah Sarah mau jika Kak Akhmad menikahi Sarah?? maukah Sarah menjadi istri kak Akhmad??" lanjut Akhmad sambil menundukan kepalanya.
sarah yang sedari tadi diam tanpa ekpresi, mendengar perkataan Akhmad tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah dimana ucapan dan kata-kata itu berasal. hanya beberapa detik mata Sarah memandang Akhmad sebelum ia kembali ke sikap semulanya. suasana menjadi hening berharap ada sepatah dua kata yang keluar dari mulut Sarah.
"Kak Akhmad salah orang. Sarah bukan orang yang tepat untuk kak Akhmad, Sarah kotor..Sarah sudah tidak suci lagi..bahkan untuk memandang diri sendiripun sarah merasa jijik. Sarah ga pantes untuk Kak Akhmad. masih banyak wanita di luar sana yang lebih pantas untuk kak Akhmad.." kata-kata itu keluar dari mulut Sarah di ikuti dengan isak tangis dan airmata yang menetes di pipinya.
Aku yang duduk di sebelah Sarah tidak tega melihat kondisi Sarah..aku peluk Sarah sekuat tenagaku dan di luar dugaanku Sarah merespon pelukanku.selama ini jika ia di peluk ia hanya bisa diam namun kini ia membalas pelukanku, ia memelukku begitu erat, ia menangis sekuat-kuatnya di bahuku. apakah ini pertanda Sarahku akan kembali seperti dulu. bisikku dalam hati.
"Maafkan sarah kak yang selama ini membuat kakak sedih, Sarah ga tau apa yang sarah yang sarah lakukan, sarah hancur..maafkan sarah kak.."ucap Sarah di pelukanku dengan suara yang tidak jelas karena menahan tangis.
"Sudah lah Sarah..Sarah sudah mau bicara saja kakak sudah amat senang, betapa selama ini kakak rindu ingin mendengar suara sarah, sudah hampir dua bulan kakak tidak pernah mendengar suara sarah."..ucapku
Bak melihat sebuah adegan film yang mengharukan. Rina, Kak Isma pun turut hanyut melihat adegan yang mengharukan itu, Rina dan kak Isma tidak bisa menahan airmatanya, Suasana menjadi hening tak ada seorang pun yang berbicara yang ada hanya suara isak tangis anak manusia.
BERSAMBUNG.....
Sudah hampir tiga tahun aku tinggal di tempat ini. Ya..tiga tahun yang lalu aku memutuskan untuk tinggal di bandung, tempat di mana aku di pindahkan tugas oleh atasanku, sedih memang ketika pertama kali harus meninggalkan kampung halaman tempat di mana aku di besarkan. Apalagi saat itu ayah dan ibuku belum lama meninggal. Kecelakaan itu merenggut nyawa ayah dan ibuku.Kejadian itu begitu mendadak aku tak pernah menyangka sama sekali kalau aku akan di tinggal secepat itu oleh mereka. Namun itulah takdir Allah yang tidak bisa di tolak. Jika Allah sudah berkehendak mengambil milik-Nya kapanpun dan di manapun tak akan ada yang bisa menolaknya apalagi menahannya. Sedih saat itu melihat kenyataan yang ada namun aku mencoba untuk tabah menghadapinya. Aku harus tegar di hadapan Sarah, adik perempuanku satu-satunya yang aku sayangi. hanya akulah yang menjadi tumpuan hidupnya.
Aku begitu menyayanginya. Usia yang tak terpaut jauh hanya 4 tahun membuat aku begitu akrab dengannya.Kami hidup rukun dan bahagia meskipun kami hidup tanpa orang tua. Alhamdulillah segala kebutuhan Sarah bisa aku penuhi dari penghasilanku. Namun semua itu hanya menjadi masalaluku. Sarahku yang dulu telah hilang, Sarah yang periang kini berubah menjadi pendiam, Sarah yang selalu bisa membuatku tertawa kini lesu seolah-olah tak bernyawa, tatapannya kosong, jiwanya rapuh, semangatnya telah hilang, ia bak seorang mayat hidup yang hanya bisa mendengar tanpa bisa merasa.
Peristiwa yang di alaminya membuat ghairah hidupnya lenyap.kehormatannya dan kesuciannya yang selama ini ia pertahankan di renggut oleh preman-preman jalan yang tak bertanggung jawab, hijab yang ia kenakan dan ia jaga mati-matian terkoyak karena ulah para penghamba syetan. Sejak peristiwa itu peristiwa dimana harga diri dan kehormatan dirinya di ambil secara paksa, Ia begitu sangat terpukul ia lebih suka mengurung di kamar, senyumannya tak pernah lagi terlihat dari bibir mungilnya yang ada ia lebih sering menangis sendirian.hari-harinya ia temani dengan airmata. Setiap kali aku melihat dan menatapnya hati ini menangis, dan sedih. Ingin rasanya meringankan bebannya, namun aku tak tau bagaimana caranya, aku tak bisa berbuat apa-apa, guyonanku sudah tak mampu lagi membuat ia tertawa.
###
Bunyi bel pintu membuyarkan lamunanku, tak terasa sudah hampir setangah jam aku berdiri di depan jendela. Ku lihat jam dinding di sudut ruangan, jarum jam menunjukan pukul 17.00 WIB, sudah sore begini siapa yang datang yah bisikku dalam hati. Kupercepat langkahku menuju pintu depan. Ku buka pintu setelah terlebih dahulu memastikan siapa gerangan yang datang.
"Assalamu'alaikum kak Indah maaf sebelumnya Rina datang ga kasih tahu terlebih dahulu dan maaf juga Rina datang bawa rombongan." Ucap Rina teman akrab Sarah yang selama ini setia menemani Sarah.
"Wa'alaikumus salam.. Ga apa-apa Rina..silahkan masuk." Balas Kak Indah dengan nada yang sedikit terkejut karena kedatangan Rina dengan rombongan yang tidak di kenalinya.
"Maaf Kak sebelumnya jika kedatangan kami mengejutkan kak indah, terlebih dahulu Rina kenalkan ini Kak Isma kakak sepupu Rina, ini Akhmad senior Sarah di kampius sekaligus adik dari kak Isma dan yang ini Roni teman Akhmad." Lanjut Rina sambil memperkenalkan Rombongan yang di bawanya.
"Sarahnya ada kak?" Tanya Rina melanjutkan pembicaraannya
"Ada di kamar seperti biasa."
"Boleh Rina masuk kekamar Sarah kak untuk mengajak Sarah keluar?" Izin Rina pada kak sarah
"Silahkan.." Jawabku.
Lima menit kemudian Rina muncul dengan Sarah di sampingnya. Sarah nampak begitu berbeda, ia kini kurus, matanya sangat cekung kehitam-hitaman pertanda ia terlalu sering menangis. Jilbab yang ia kenakan pun acak-acakkan. Sungguh sangat berbeda dengan sarah dua bulan yang lalu. Akhmad yang melihat perubahan fisik wanita yang di kaguminya secara diam-diam sedikit terkejut. ia tidak menyangka gadis yang selalu ceria dalam meniti hari-harinya berubah menjadi gadis yang pendiam yang hilang semangat hidupnya. Namun fisik Sarah tak membuat Akhmad berhenti untuk mengaguminya. ia masih tetap berharap suatu saat kelak bisa mempersunting sarah untuk di jadikan istrinya. kini kekagumannya pada Sarah kian bertambah apalagi setelah mengetahui peristiwa yang di alami sarah membuat ia semakin kuat untuk menikahinya.
Akhmad adalah senior kampus sekaligus pemuda masjid kampus. Sudah lama Akhmad mengagumi Sarah. Namun Akhmad lebih suka mencintai Sarah dalam diamnya dalam kematangan sikapnya. Karena ia punya rencana suatu saat jika sudah siap segalanya ia akan datang kerumahnya untuk meminangnya. Dua bulan ketidak munculan Sarah di kampus membuat Akhmad selalu bertanya-tanya. Di setiap sudut kampus ia selalu mencari sosok Sarah yang selama ini dirinduinya. Rasa rindu dan rasa ingin tahunya yang amat besar membuat ia memberanikan diri datang kerumah Rani sahabat karib Sarah. Dari Rani-lah ia mengetahui segalanya termasuk peristiwa yang di alami Sarah secara detail.
***
Melihat banyak orang di ruang tamu, apalagi di antara mereka ada Akhmad senior nya di kampus membuat Sarah ingin mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. ia memutar balikkan badannya kebelakang bermaksud untuk masuk kembali kekamarnya, namun tangan Rina yang sedari tadi memeluk tubuhnya menghalangi niat Sarah. "Ga apa-apa Sarah Akhmad bermaksud baik..Insya Allah dia orang yang paling memahami kondisi Sarah saat ini." Bisik Rina mencoba untuk meyakinkan Sarah dengan suara yang begitu lirih di telinganya. tiba-tba tangan Sarah begitu kuat memegang tangan sahabatnya seolah-olah meminta kekuatan dan perlindungan pada sahabat karibnya itu. dengan langkah yang gontai sarah berjelan mendekati ruang tamu dimana kak Indah dan tamunya berada.
Aku yang sudah tau apa maksud dan tujuan kedatangan mereka hanya bisa berharap kalau niat baiknya bisa di sambut baik oleh sarah. rasanya aku sudah tidak sanggup melihat kondisi Sarah yang kian hari kian memburuk.aku ingin melihat Sarah semangat lagi dalam melanjutkan hidupnya yang masih panjang. sekilas aku pandangi Sarah kemudian pandanganku beralih kepada Akhmad dan Kakaknya dengan harapan mereka segera mengatakan apa yang menjadi tujuannya.
Ternyata mereka bisa membaca pandangan mataku tidak beberapa lama setelah itu Akhmad pun mulai berbicara.
"Apa kabar Sarah? " tanyanya mengawali pembicaraan
Tak ada jawaban apapun dari sarah yang ada hanya pandangan kosong tak terarah.
"Sudah lama kak Akhmad cari Sarah di kampus tapi Sarah ga datang-datang.. Sarah ga rindu sama suasana kampus? taman-teman Sarah banyak loh yang cari Sarah, suasana kampus terasa kurang tanpa sarah." lanjutnya lagi.
Sama tak ada jawaban, tak ada ekpresi apapun dari raut mukanya. ia seperti patung yang bernyawa.
"Mau sampai kapan Sarah seperti ini, Masih banyak orang-orang yang mencintai sarah, yang rindu ingin melihat Sarah ceria seperti dulu lagi, apa Sarah tidak kasian sama kak Indah yang selama ini sangat bersedih dengan perubahan sikap Sarah.. apa Sarah juga tidak kasian juga sama Rina sahabat Sarah. Rina merasa kehilangan sahabat nya yang dulu sahabat yang bisa di jadikan tempat berbagi dalam suka dan duka..ingat masih banyak orang-orang di sekeliling Sarah yang mencintai Sarah termasuk kak akhmad sendiri. Kak Akhmad minta maaf kalau selama ini sering memperhatikan gerak-gerik Sarah, Kak akhmad juga minta maaf kalau selama ini mengagumi Sarah tanpa sepengetahuan Sarah, bahkan selama Sarah tidak masuk kampus rasa rindu ini kian membuncah seakan-akan hanya bisa terobati dengan melihat Sarah. Untuk itulah Kak Akhmad memberanikan diri datang kerumah Sarah, meminta Sarah pada Kak Indah. dengan niat baik dan karena Allah Kak Akhmad datang kerumah Sarah untuk meminang sarah Apakah Sarah mau jika Kak Akhmad menikahi Sarah?? maukah Sarah menjadi istri kak Akhmad??" lanjut Akhmad sambil menundukan kepalanya.
sarah yang sedari tadi diam tanpa ekpresi, mendengar perkataan Akhmad tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah dimana ucapan dan kata-kata itu berasal. hanya beberapa detik mata Sarah memandang Akhmad sebelum ia kembali ke sikap semulanya. suasana menjadi hening berharap ada sepatah dua kata yang keluar dari mulut Sarah.
"Kak Akhmad salah orang. Sarah bukan orang yang tepat untuk kak Akhmad, Sarah kotor..Sarah sudah tidak suci lagi..bahkan untuk memandang diri sendiripun sarah merasa jijik. Sarah ga pantes untuk Kak Akhmad. masih banyak wanita di luar sana yang lebih pantas untuk kak Akhmad.." kata-kata itu keluar dari mulut Sarah di ikuti dengan isak tangis dan airmata yang menetes di pipinya.
Aku yang duduk di sebelah Sarah tidak tega melihat kondisi Sarah..aku peluk Sarah sekuat tenagaku dan di luar dugaanku Sarah merespon pelukanku.selama ini jika ia di peluk ia hanya bisa diam namun kini ia membalas pelukanku, ia memelukku begitu erat, ia menangis sekuat-kuatnya di bahuku. apakah ini pertanda Sarahku akan kembali seperti dulu. bisikku dalam hati.
"Maafkan sarah kak yang selama ini membuat kakak sedih, Sarah ga tau apa yang sarah yang sarah lakukan, sarah hancur..maafkan sarah kak.."ucap Sarah di pelukanku dengan suara yang tidak jelas karena menahan tangis.
"Sudah lah Sarah..Sarah sudah mau bicara saja kakak sudah amat senang, betapa selama ini kakak rindu ingin mendengar suara sarah, sudah hampir dua bulan kakak tidak pernah mendengar suara sarah."..ucapku
Bak melihat sebuah adegan film yang mengharukan. Rina, Kak Isma pun turut hanyut melihat adegan yang mengharukan itu, Rina dan kak Isma tidak bisa menahan airmatanya, Suasana menjadi hening tak ada seorang pun yang berbicara yang ada hanya suara isak tangis anak manusia.
BERSAMBUNG.....