Jumat, 30 September 2011

Arti Kebahagiaan

Bahagia, siapa yang tak menginginkannya. semua manusia mengingkan dalam hidupnya selalu bahagia tak perduli orang itu cantik, jelek, tampan, miskin, apalagi orang yang kaya? Namun apa sebenarnya kebahagiaan itu? Apakah orang yang dalam hidupnya selalu berkecukupan itu selalu bahagia? Sehingga apa yang ia inginkan selalu di dapatkan? atau Apakah orang yang parasnya cantik/tampan sehingga ketika ia pergi kemana-kemana semua mata memandang kepadanya dan memujinya? Seperti itukah arti Kebahgiaan???


Apakah orang Kaya dan orang yang cantik parasnya selalu hidup bahagia?? Maka "Tidak" jawabnya. Kebahagiaan tidak dapat di ukur dengan banyaknya materi apalagi dengan cantiknya paras, semua itu tidak bisa menjamin seseorang untuk hidup bahagia. Banyak orang yang kaya hidupnya tidak tenang, keluarganya berantakan, anaknya jadi tidak karuan karena salah pergaulan. Dalam hidupnya yang ia pikirkan hanya bagaimana cara mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya dan pada akhirnya keluarga ia abaikan.

Kebahagian tidak bisa di ukur oleh banyaknya fasilitas dunia yang di miliki, mobil mewah, rumah mewah, kantor besar, jabatan tinggi dan segala macam fasilitas dunia lainnya yang mengakibatkan kesombongan, kecongkakakan sehingga selalu meremehkan orang lain yang di anggap berstatus di bawahnya. Rasulullah SAW pernah bersabda barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya maka ia akan sengsara, namun barang siapa menjadikan akhirat tujuannya ia akan hidup bahagia.

Sebaliknya orang yang miskin tidak selalu hidup sengsara, meskipun di dalam kehidupan nya ia selalu kekurangan namun ia selalu bersyukur akan pemberian rizki-Nya, ia selalu yakin akan rizki-Nya yang tidak akan pernah tertukar,ia tidak pernah meminta-minta apalagi mengharap bantuan dari orang lain.orang yang seperti itu hidupnya akan bahagia, meskipun di lihat dengan kasat mata ia hanya orang yang miskin dan tidak punya apa-apa. Orang yang mulia di sisi Allah bukan orang yang kaya, cantik ataupun miskin. orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang bertakwa.

Sekarang jelas sudah bahwa kehidupan tidak akan tercipta jika yang di tuju adalah dunia.namun kebahagian akan tercipta jika yang di tuju adalah akhirat. Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal, kehidupan yang abadi di sana akan ada kebahagian yang sebenarnya.kebahagian yang asli yang hanya akan di berikan bagi orang-orang yang bertakwa.

Kebahagian hanya lahir di dalam hati, Kebahagiaan akan tercipta dengan hati yang tenang, dan hati yang tenang hanya bisa di dapat dengan mengingat Sang Pemilik Kebahgiaan yaitu Allah Azza Wajalla. Dan Allah telah menyuruh kepada manusia untuk selalu mengingat-Nya karena hanya dengan mengingat-Nya hati akan menjadi tenang jika hati sudah tenang kebagiaan pun akan tercipta. Jika ingin hidup ini bahagia maka hiasalah kehidupan dengan memperbanyak mengingat-Nya, memuji kebesaran-Nya dan menjadikan al-Quran dan sunnah pedoman hidup.jika sudah demikan bukan hanya kebahagiaan didunia saja yang di dapat kebahagiaan di akhiratpun akan di raihnya. Wallahu 'alam

Mulianya Seorang Muslimah

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Saudariku,catatan kecil ini untuk diriku, dirimu,dan anda semua yang bergelar Muslimah.
...
Ukhti Fillah,,

Engkau adalah bunga kehidupan,teramat sayang bila memperlakukanmu dengan kasar karena hal itu akan merusak keindahan yang ada dalam dirimu dan menodai kesempurnaanmu sehingga menjadikanmu layu tak berseri.

Allah SWT telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat derajatmu dalam agama ini,

karenanya raihlah ia dengan memupuk ketaatanmu pada-NYA,

merajut benang-benang kehidupanmu diatas jalan Allah dan manhaj Rasul-Nya agar kebahagiaan tak pernah jemu menghampirimu.

Ingatlah selalu firman-Nya:

"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rosulnya,maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (Al-Ahzab:71)

Camkanlah selalu dalam hatimu, bahwa berjalan diatas kebenaran (sunnah) ibarat memegang bara api,

banyak halangan dan rintangan yang menghalangimu.

Lihatlah keluar,

musuh kita bersatu padu untuk menghancurkan kita.

Dengan segenap daya dan upaya mereka ingin agar kita melepaskan pakaian akhlak dan rasa malu dari diri kita,

sehingga mereka lebih leluasa merongrong agama ini.

Sungguh aku tidak ingin dirimu dan juga diriku (dengan izin Allah) menjadi korban.

Karena itu palingkanlah wajahmu dari mereka dan sambutlah dengan penuh suka cita jalan kebenaran yang di tawarkan Allah dan Rasul-Nya.

Peganglah tali kendali itu dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh dalam kehancuran.

Kuatkanlah keteguhanmu berpegang pada agamamu,dengan menjaga rasa malumu dan beriltizam dengan hijabmu.

Ukhti Fillah..

Sesungguhnya mereka iri dengan apa yang kita miliki,
Sadarkah engkau saudariku??
Engkau adalah wanita berkedudukan tinggi, engkau wanita dengan kemuliaan,
kesucian dan kehormatan yang tinggi.
Kedudukanmu tinggi karena Al-Qur'an,
engkau mulia dengan iman dan suci karena engkau berpegang teguh pada agama ini.

Oleh karena itu engkau adalah mutiara yang teramat mahal, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya apalagi menyakitinya.

Itulah kelebihan dan keistimewaan yang tidak akan kau dapati selain dalam agama ini.

Wahai,Ukhti Fillah yang senantiasa sholat dan sujud kepada Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluknyahdan menundukan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya,

cukuplah hadist Rasulullah berikut sebagai penyejuk hati:

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah" (H.R.MUSLIM).

Ya Ukhti,engkau adalah sebaik-baik perhiasan dunia, engkau adalah harapan agama,

yang di harapkan dapat melahirkan generasi robbani. Perhiasan itu tidak mudah di dapat,

harganya terlalu mahal dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap hamba Allah ingin mendapatkanya,

namun tidak semua bisa memilikinya.

Ia memberikan kesejukan di kala hati gersang dan menyegarkan pandangan di kala mata suram.

Perhiasan dunia itu,dalam kehidupanya senantiasa menampakan kemuliaan dirinya.

Bagaikan sekuntum mawar yang sedang mekar,harumnya tergambar dari pribadinya yang santun.

Tegas bicaranya, tunduk pandanganya,

Sedikitpun tidak ada keraguan dalam hati suaminya, jika meninggalkanya di rumah.

Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya. Ia tidak pernah berputus asa,

Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Serta ia tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatanya,

di saat wanita lain asyik memilih busana trendi, sibuk memoles tubuh dan wajah, berlomba-lomba memamerkan aurat mereka, engkau justru tampil dalam kesahajaan.

Ingatlah selalu saudariku, bunga yang istimewa hanya untuk yang istimewa.

Ukhti Fillah...

Itulah gambaran tentang dirimu. Sungguh teramat agung kedudukanmu.

Maka senantiasalah bersyukur kepada-Nya atas semua karunia,rahmat dan petunjuk-Nya.

Takutlah engkau pada Allah dan laksanakan tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu agar engkau termasuk dalam golongan hambaNya yang selamat dan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Jagalah akhlakmu,jagalah pakaianmu,&jagalah pandanganmu

Kamis, 29 September 2011

Doaku

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Duhai Allah...
Engkau Rabbku
tiada Tuhan selain Engkau
Engkau Penciptaku
aku hamba-Mu
aku dalam perjanjian dengan-Mu
aku mengakui nikmat-Mu
aku mengakui dosaku


Duhai Penggenggam setiap jiwa...
aku bersimpuh dihadapan-Mu
Kumohon
ampunilah dosa-dosaku
Lindungiku dari setiap kejahatan yang kulakukan
Tanpa ampunan-Mu aku hina
Tanpa kasih-Mu aku tiada
Tanpa ridho-Mu amalku sia-sia

Duhai Yang Maha Mulia...
Yang mencintai pemaafan
Maafkan hamba
atas sgala kelalaian
Maafkan hamba
yang belum bersungguh-sungguh dalam berjuang
Maafkan hamba yang belum sempurna
dalam ibadah pada-Mu

Detik-detik terus berlalu
Namun sedikit sekali aku ingat pada-Mu
Sedikit sekali aku khusyu' beribadah-Mu
Sedikit sekali aku membaca firman-Mu

Duhai Penguasa Alam...
Ku berserah diri pada-Mu
Ku ihklas menjadi hamba-Mu
Ku ingin merdeka dari segala perbudakan
Kuingin menyempurnakan ibadah pada-Mu

Duhai Allah...
Yang Maha Kasih lagi Penyayang
Ku harap cinta ini menjadi ibadah pada-Mu
Ku harap bisa menyempurnakan penghambaanku
Jangan Kau singkirkan aku dari jalan-Mu
Tegakkan ku di jalan cinta-Mu
Terangi dengan cahaya hidayah-Mu
Kuatkan kaki ini melangkah dalam setiap ujian cinta-Mu
Ku bertekad menjemput syahid di jalan-Mu
Istiqomahkan sampai Engkau mengambil nyawaku

Ku harap ridho-Mu
Ku harap cinta-Mu
Kurindu kasih-Mu
Kurindu pertemuan dengan-Mu
Di taman cinta-Mu

Duhai Allah...
Aku yang sangat bodoh
Aku yang tak mengerti apa2
Ajari aku berdzikir
Ajari aku bersyukur
Ajari aku beribadah khusyu'

Tiada daya dan kekuatan
Tanpa pertolongan-Mu
Engkaulah sebaik-baik penolong..
Amin Ya Rabbal Alamin..

Kamis, 15 September 2011

Kisah cinta Siti Khadijah dan Rasulullah

Siapakah khadijah?



Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.



Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.





Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya



Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.



Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.



Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”



Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya.Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.





Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w



Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata

Khadijah: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya)



Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti.

Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”



(Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban)

Khadijah: “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,”. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”.(Ia berhenti sejenak, meneliti).



Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat

Khadijah: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”.



khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.



Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.



Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya.



Rasulullah SAW: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu.



‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.



‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”



Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah:



Khadijah : “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak,aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.



Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.



‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”





Khadijah yang cantik



Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya:



Nafisah : “Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?”

Muhammad SAW menjawab: “Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.”

Nafisah “Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?”

Rasulullah SAW: “Siapakah dia?” tanya Muhammad SAW.

Nafisah : “Khadijah!” Nafisah berterus terang. “Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!”



Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerima pemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.



Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.



Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.





Pernikahan Muhammad dengan Khadijah



Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.



Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.



Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad.



Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.

“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.

“Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini”. Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.



Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: “Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !”



Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa:

Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.

Dijamin Masuk Syurga



Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian.





Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).



Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:

“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”



Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy.



Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.



Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.





Wanita Terbaik



Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.



Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.





Perjuangan Khadijah



Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da’wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu’minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.



Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.



Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.”



Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada “wanita terbaik di dunia,” Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu’minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.



Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.



Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]



Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.



Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.



Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.



Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya.



Demikian hendaknya wanita ideal.



Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”



Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.



Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]



Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :”Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya]



Wallahu a'lam,,,

Selasa, 13 September 2011

Mari Biasakan STW (Sholat Tepat Waktu)


Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Mendirikan shalat sudah menjadi rutinitas muslim, karena memang itu salah satu hal yang wajib dari perintah wajib lainnya yang harus ditunaikan. Begitu pentingnya shalat ini sehingga tidak ada ruang untuk kita melalaikannya(terutama bagi laki-laki yang sudah baligh); tidak mampu berdiri, kita bisa dengan duduk, tidak bisa duduk dengan berbaring, dan sebagainya sampai kita bisa melakukannya. Atau ketika tidak ada air kita bisa bertayamum, ketika dalam perjalanan kita bisa mengatur waktu shalat kita dengan menjamak atau mengqashar shalat kita. Inilah yang membedakan shalat dengan ibadah lain. Oleh karena itu, hendaklah kita sebagai seorang muslim terus meningkatkan kualitas ibadah shalat yang kita lakukan setiap harinya dengan baik dan benar. Benar dalam arti sesuai dengan Sunnah, Baik dalam arti mengerjakannya Semata-mata hanya karena Allah dan melaksanakan shalat dengan tidak menunda2 waktunya.

Ketika Adzan berkumandang, sudahkah kita menyegerakan shalat? Sudahkah kita memenuhi langsung seruan Allah itu? Saat waktu shalat tiba, tidak ada yang lebih penting untuk dilakukan selain mendirikan shalat dan bergegaslah mencari air untuk berwudhu lalu segera shalat.

Senang rasanya bila senantiasa bisa shalat tepat pada waktunya, apalagi shalatnya berjamaah di Masjid. Selain akan mendapatkan nilai pahala dua puluh tujuh kali lebih utama dibanding shalat sendirian di rumah, seiring dengan itu ingin membangun prestasi dalam shalat. Setiap mukmin seharusnya ada keinginan untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah.

“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS 67:1-2)

Bukankah amal shalat yang pertama akan dihisab nanti di akhirat, seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya, “Yang pertama dihisab dari amalan hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, ia beruntung dan selamat. Akan tetapi jika shalatnya kurang, ia merugi.” Ini kutipan ayat, kita dianjurkan untuk memakmurkan masjid “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman pada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat” Surah At-Taubah ayat 18.

Utsman bin ‘Affan RA berkata; “Barang siapa selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu :

  1. Dicintai Allah
  2. Badannya selalu sehat;
  3. Keberadaannya selalu dijaga malaikat;
  4. Rumahnya diberkahi;
  5. Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih;
  6. Hatinya dilunakkan oleh Allah;
  7. Dia akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat;
  8. dia akan diselamatkan Allah dari api neraka; dan Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati”

Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian beberapa hari untuk menemui seseorang, dan yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu shalatnya. Jika ia mendirikan shalat dengan sempurna dan tepat waktu, maka aku akan bersamanya, dan mengambil ilmu darinya. Jika kutemukan ia tidak mempedulikan shalat, maka aku akan meninggalkannya dan mengatakan kepada diriku bahwa selain daripada itu (shalat), pastilah dia lebih tidak peduli lagi”

Allahu Akbar.. Ya Allah aku hadapkan wajahku di hadapan-MU ya Allah semata-mata untuk mengharapkan RidhaMU Segala Puji Hanya bagiMU Ya Rabb… Yang lain kecil Ya Allah Engkaulah Yang Maha Besar

Sudah shalat 5 waktukah anda hari ini? Sudah baik dan benar kah shalat anda? Berjama’ah kah? Dan sudah tepat waktu kah?

Kamis, 08 September 2011

Ketika Jodoh Tak Kunjung Datang


Menikah dan mempunyai pendamping hidup (suami) adalah impian bagi para wanita. Setiap wanita manapun entah itu kaya, miskin, jelek, cantik pasti memimpikan seorang pendamping yang bisa menjadi partner dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang mana hidup didunia adalah merupakan perjalanan panjang dalam menuju kehidupan yang abadi atau akhirat. Namun, bagaimana jika jodoh yang di nantikan oleh seorang wanita tidak jua kunjung datang???

Sebagai muslimah yang taat kepada Allah, ia akan selalu yakin akan janji dan ketentuan Rabb-Nya. Allah telah menciptakan semua makhluk didunia ini dengan berpasang-pasangan. Dengan Firman Allah inilah yang membuat orang-orang beriman tidak pernah ragu akan kebenaran janji-Nya. Jauh sebelum manusia di lahirkan Allah telah menentukan siapa yang akan menjadi jodoh nya.

Ketika jodoh tak kunjung tiba, jangan lantas kita berburuk sangka kepada-Nya. Ingatlah Allah itu mengikuti persangkaan hamba-Nya. tetaplah berprasangka baik kepada-Nya Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya apalagi dengan hamba yang taat dengan setiap perintah-Nya.

Ketika jodoh tak kunjung tiba, janganlah lantas kita menjadi wanita yang ingkar kepada-Nya, apalagi berani berbuat maksiat yang ujung-ujungnya bisa menjerumuskan diri kita sendiri kepada perbuatan nista dan dosa besar yang membuat Allah SWT murka kepada kita. Sudah banyak contoh yang terjadi di masyarakat di lingkungan tempat tinggal kita. Banyak para wanita yang putus asa dalam menanti jodohnya kemudian mereka memutar haluan hidupnya dengan menggadaikan harga dirinya sebagai seorang wanita. Ia rela mengorbankan kesucian dirinya hanya untuk menarik hati setiap lelaki..Naudzubillah...Cukuplah kita mengambil contoh dan hikmah dengan apa yang terjadi dilingkungan kita, jangan sampai kita ikut terjerumus kedalam lembah dosa yang pada akhirnya kita sendiri yang akan rugi.bukan hanya rugi didunia namun di akhirat pun kita tak bisa lepas dari azab Allah.

Ketika jodoh tak kunjung tiba, Yakinlah bahwa Allah akan mempertemukan dan mempersatukan kita dengan jodoh kita bila waktunya sudah tiba. Mungkin saat ini Allah sedang menguji kita seberapa sabar kita dalam penantian. Mungkin Allah sedang menginginkan kita agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Allah ingin kita memperbaiki diri kita sehingga ketika waktunya sudah tepat Allah akan membuat rencana yang indah dan kita pun sudah siap dalam menjalani setiap rencana Allah.

Perbanyak Muhasabbah diri karena dengan itulah kita akan mengetahui setiap kelemahan dan kesalahan diri.tingkatkan iman dan takwa kita kepada Rabb kita mintalah kepada-Nya dan yakinlah Allah akan selalu mengabulkan setiap hamba yang meminta kepada-Nya dengan catatan kita harus mematuhi setiap apa yang Allah perintahkan. Kerjakanlah apa yang Allah suka dan tinggalkan apa yang Allah tidak suka, terus memperbaiki diri karena jodoh yang akan Allah berikan adalah cerminan diri kita sendiri.jika kita baik insya Allah kita akan diberikan jodoh yang baik begitu juga berlaku dengan sebaliknya. Tetaplah istiqamah di jalan-Nya. semoga Allah mempermudah jodoh kita..aamiin..

Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan diri saya sendiri yang masih dalam penantian. banyak cobaan yang akan dilalui dalam penantian panjang. jangan biarkan cobaan memperlemah iman kita. jadikan cobaan itu sebagai penguat diri dan pada akhirnya akan memperkuat iman kita. semua cobaan pasti akan berlalu. dan kesulitan akan menjadi kemudahan, dan penantian akan berubah kebahagiaan. Insya Allah...