Jumat, 15 Juli 2011

Hidup Dalam Keimanan Dan Istiqamah Dalam Ketaatan


.Agar kehidupan tetap berada di dalam bingkai keislaman dan tetap istiqamah dalam ketaatan tetapkan kesadaran untuk melakukan beberapa hal yang terangkum dalam rumus 5 M. Yaitu, Muhasabah, Muroqobah, Mu'ahadah, Muaqobah dan Mujahadah.


a. Muhasabah (introspeksi diri)

Manusia adalah makhluk yang sangat memerlukan evaluasi diri dan penilaian ulang kehidupannya, baik yang bersifat individual maupun sosial. sangat perlu di perhatikan itu tak lain karena sisi spiritual dan intelektual selalu berubah-ubah. Cepat terwarnai dengan keadaan yang menyertainya. Hari ini baik, besok bisa sangat baik. Atau hari ini sangat baik, besok mungkin saja sangat tidak baik.

Disinilah perlunya kita introspeksi diri (muhasabah), agar kebaikan tetap bisa kita pertahankan. Sebab kita tak pernah tahu kapan kita akan di matikan. Hidup dan mati kita Allah lah yang mengatur, yang kita tahu adalah bahwa setiap kita pasti mati.

Seorang muslim seharusnya sangat menyadari, bahwa apapun yang di lakukannya kelak akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Dan menyadari pula bahwa setiap hembusan nafasnya adalah mutiara yang bernilai. Maka ia tidak menyia-nyiakan walau sesaat pun.

ketahuilah sahabat, kepentingan menghisab diri ini kita dilakukan untuk mengetahui dua hal, yaitu :

pertama: Untuk mengetahui segala aib diri, apakah kebaikannya lebih banyak dari pada keburukan kita, ataukah sebaliknya.

Kedua: Untuk mengetahui hak Allah terhadap kita. Apakah kewajiban kita sebagai hamba Allah sudah di sempurnakan atau di lalaikan. Dari dua kesadaran ini akan lahir kepribadian yang istiqamah dan sikap mental yang tidak mudah melemah.

Terkait dengan muhasabah, Hasan al-Basyril pernah berkata "seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya karena Allah. karena sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah menghisab dirinya di dunia."

Hal senada pernah di ungkapkan oleh Umar bin Khatab; "hisablah dirimu sebelum di hisab, timbanglah diri kalian sebelum di timbang. sesungguhnya berintrospeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari." (diriwayatkan dari imam Akhmad dan at-Tarmidzi secara mauquq dari Umar bin Khatab).

b. Muroqobah (selalu merasa di awasi Allah)

Orang yang sadar bahwa Allah selalu mengawasi hidupnya. maka ia akan terbentengi dari kesalahan dan dosa. Rasa Khauf (takut) selalu menyelimutinya bila ia melakukan kesalahan. Khauf (rasa takut) akan membakar syahwat yang di haramkan Allah. sehingga kemaksiatan yang dulu di sukai jadi di benci.

Kesombongan yang dulu di pertahankan berubah menjadi ketawadhuan. ia selalu waspada terhadap langkah, pikiran dan kalimat yang keluar dari dirinya. Ia menyadari betul tentang firman Allah di bawah ini.
"dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang di bisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dengan urat lehernya. yaitu ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya. satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapan pun yang di ucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS Qaf 16-18)

Sahabat, hamba yang selalu bermuroqobah adalah orang yang memiliki kecerdasan ruhiyah yang tinggi. Kesadaran itu di bangun berdasarkan pemikiran yang cerdas. karena ia sangat menyadari bahwa hidup akan mempunyai makna apa bila ruang tempat berpijak adalah amanah yang harus di manfaatkan sebesar-besarnya untuk dirinya dan kemudian dia pertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang di percayakan kepadanya, sadang kamu mengetahui."(QS Al-Anfal : 27)

Ketahuilah sahabat islam memandang amanat sebagai suatu yang amat berharga, sekecil apapun amanah yang kita terima, wajib kita jaga dengan baik dan kita sampaikan ke alamatnya secara konsisten. Karena dengan memandang kecil sebuah amanat yang kecil, kita akan terbiasa memandang amanat itu sebagai hal yang tidak berarti. Sehingga amanat yang besar pun akan kita anggap sebagai amanat yang sepele.


c. Mu'ahadah (selalu mengingat perjanjian dengan Allah SWT)

Kesadaran kita bahwa hidup bukan sekedar ada tetapi karena ada yang mengadakannya, adalah sikap dan sifat seorang muslim sejati. Allah menghidupkan kita dengan fasilitas yang di berikan-Nya bukanlah tanpa tujuan. Dan tujuan kita di ciptakan adalah untuk beribadah hanya kepada-Nya.

Dan hanya Allah sajalah yang harus kita per-Tuhankan, karena ini adalah inti kehidupan, yaitu memper-tuhankan Allah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Ini adalah perjanjian yang harus selalu kita ingat, sebagaimana di ungkapkan oleh Allah
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukanlah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini." (QS Al-A'raf : 172)

Manusia dengan segala keberhasilan dunia yang di raihnya tidaklah kemudian menjadi mulia, manakala ia merasa bahwa apapun yang di raihnya adalah hasil usahanya sendiri, tanpa ada campur tangan orang lain.

Sadarilah kita di sebut kaya karena ada yang miskin, kita di sebut cantik karena ada yang jelek. dan kita juga bisa di sebut baik (mulia) karena ada yang buruk. Kemudian ketahuilah tidaklah orang memuliakan kita, kecuali Allah yang menghendaki.

Makanya jangan merasa diri lebih mulia dari orang lain, karena itu adalah kebodohan. sebab hanya orang bodohlah yang merasa dirinya tidak perlu atau membutuhkan bantuan. Dan ketika rasa itu mendominasi dirinya, maka kecenderungan menyekutukan Allah nampak semakin sempurna.

Maka kesadaran Allah sebagai Tuhan dan hanya kepada Allah segalanya di kembalikan adalah buah dari kecerdasan pikiran yang lahir dari keimanan. Ingatlah selalu perjanjian kita dengan Allah yaitu untuk selalu beribadah hanya kepada-Nya. Jangan berpaling dari syariat-Nya dan tidak mendustai kebenaran yang di turunkan-Nya (al-Qur'an).


d. Mu'aqobah (memberi sangsi ketika lalai beribadah)

Memberikan sangsi ('iqob) ketika lalai beribadah memang sesuatu yang tidak mudah. Di butuhkan kesadaran diri yang prima dan keimanan yang sempurna. hanya orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah sajalah yang dapat melakukannya.

Seringnya kita membiarkan kelalaian akan menghadirkan sikap meremehkan kesalahan. Dan lambat laun, ketika kesalahan sudah menjadi kebiasaan, maka dorongan melaksanakan ketaatan akan semakin hilang. bahkan membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah kesalahan-kesalahan yang lain.

Di sinilah pentingnya kita meng'iqob (memberikan sangsi) kepada diri agar jiwa terselamatkan dari dosa. sanksi yang di maksud disini adalah, apabila kita menemukan kesalahan maka tidak pantas bagi kita untuk membiarkannya.

Bentuk pemberian sangsi tentu saja harus yang mubah dan tidak boleh berlebihan, apalagi sampai membahayakan diri. seperti memukul kepala karena tida solat subuh. atau membakar diri karena syiknya nonton TV hingga lupa sholat isya. Tentu saja tidak seperti itu.

Sebuah perilaku yang dapat kita jadikan contoh adalah seperti kebiasaan pada generasi sahabat atau para salaf yang meng'iqob diri secara langsung ketika mereka melakukan kekhilafan. misalnya dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Umar bin Khatab pergi kekebunnya. ketika pulang di dapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan sholat ashar. Maka beliau berkata, "Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang Sholat Ashar! kini kebunku aku jadikan shodaqah untuk orang-orang miskin.

Subhanallah, bagaimana dengan kita, bisakah kita mencontoh Umar, sudah berapa seringkah kita melalaikan kewajiban, tetapi adakah kita pernah meng'iqob diri karena banyaknya kekhilafan itu?


e. Mujahadah (adanya kesungguhan dalam beribadah)

Ibadah adalah alasan Allah menciptakan manusia. Karena untuk itulah kita hidup dan di hidupkan. Kita hidup bukanlah sekedar hidup, tetapi harus mentaati aturan Yang Maha hidup. Dialah Allah. Bahkan ibadah adalah inti hidup. Orang yang tidak punya orientasi ibadah dalam hidup seperti orang yang melakukan perjalanan tanpa tujuan.hampa.

Bermujahadah artinya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan dalam rangka menjemput keridhoan Allah. Hingga akhirnya ketaatan merupakan kebiasaan, bukan sebuah beban yang memberatkan.

Sa'id Musfar Al-Qathani mengatakan; mujahadah bertarti mencurahkan segenap usaha dan kemampuan dalam mempergunakan potensi diri untuk taat kepada Allah dan apa-apa yang membahayakannya.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."(QS al-Ankabut:69)

Sahabat, bangkitnya seseorang dari kelemahan kepada semangat, dari kemaksiatan kepada taat, dari kebodohan kepada ilmu, dan dari keraguan kepada yakin; adalah ciri dari orang-orang yang bermujahadah. Selalu ingin mengoptimalkan nilai-nilai kebenaran dalam setiap gerak kehidupan.

Dengan melakukan rumus 5 M di atas, Insya Allah nilai kehidupan yang kita jalani akan semakin berarti. sebab dengan muhasabah kita selalu memperbaiki segala yang salah. Dengan muroqobah kita selalu merasakan keagungan Allah. Dengan Mu'ahadah kita tetap akan istiqamah. Dengan Mu'aqobah kita dapat mengurangi beban dari rasa bersalah dan dengan Mujahadah kehidupan kita akan selalu di permudah. Insya Allah.


Dan buah pelaksanaan 5 M ini adalah 5 C. Yaitu : Comitment, confident, Consistent, Consquent dan Creative.

a. Comitment adalah keyakinan kokoh yang menggerakkan perilaku menuju arah yang di yakini (I'tikad)

b. Consistence adalah kemampuan untuk bersikap secara taat azaz, pantang menyerah dan mampu mempertahankan prinsip kebenaran yang di yakininya betapapun harus membahayakan dirinya.

c. Consquence adalah keberanian menerima konsekuensi dari keputusan yang di ambilnya. Baginya hidup adalah pilihan (life is choice) yang harus di pertanggung jawabkan.

d. Confident adalah sikap percaya diri yang keluar dari kekuatan keyakinan dan sifat ini merupakan kematangan berpikir dari jiwa yang istiqomah.

e. Creative adalah sikap yang tak pernah lelah melakukan kebaikan, selalu saja ada aktivitas yang membuat dirinya semakin maju selangkah demi selangkah namun pasti. Dan kreatifitas ini menjadikan seorang mukmin selalu menangkap sinyal kebaikan dalam setiap episode hidup yang di jalaninya.


Bangkitnya seseorang
dari kelemahan kepada semangat,
dari kemaksiatan kepada taat,
dari kebodohan kepada ilmu,
dan dari keraguan kepada yakin,
adalah ciri dari orang-orang yang bermujahadah( bersungguh-sungguh)


Selalu mengoptimalkan
nilai-nilai kebenaran
dalam setiap gerak kehidupan



Tetap update tulisan dari Generasi 554 dimanapun dengan http://m.Abatasa.com dari browser ponsel Anda!


Kamis, 14 Juli 2011

Waktu Dan Kehidupan


Dakwatuna.com...Hidup... begitulah kita memaknainya. Seperti gelombang laut yang terhampar luas di samudra, hidup akan selalu berjalan, berarus, bergerak dalam bentuk dan rupa yang selalu tak sama. Dan perjalanannya selalu akan memberikan energi dan kehidupan bagi mereka yang ada bersamanya. Meski melelahkan melewatinya, gelombang yang ada takkan pernah maun berhenti. Sebab kepemilikannya adalah waktu. Mereka yang menghargainya pastilah akan memenangkannya. Waktu adalah nyawanya hidup bagi yang menjiwai kehadiran waktu dalam hidupmu, maka dialah yang akan mampu bertahan dalam segala tantangan. Jika ingin menaklukkan kehidpanmu, maka cintailah waktu.

jejak-jejakku pun seperti itu. Ku coba menerawang jauh semua langkah yang telah tercipta di penghujung usia 22 tahunku. Yang ku dapatkan adalah banyaknya catatan kelalaian yang terselip bersama ribuan hari yang berlalu. Waktu, yang ku sebut sebagi nyawanya kehidupan seperti seperti berita bagai angin lalu. Betapa banyaknya kekecewaan yang terlanjur tercipta, betapa banyaknya kekurangan yang terlampaui batas, betapa banyaknya kelemahan yang melompati kewajaran. hingga kemudian ku raba hati dan jiwa, maka yang tersisa adalah penyesalan. sebab belum banyak laku yang benar, belum banyak karya yang tercipta. justru sebaliknya, yang tertuang di balik hati adalah kertas buram yang belum bercahaya.

Jika saja waktu yang memberi makna tentang hidup ini akan pergi, apakah yang akan kita ceritakan pada sejarah? akankah kita punya catatan yang manis untuk terekam, atau justru sebaliknya. di akhir cerita kita, banyak yang akan senang karena kepergiaan waktu dalam hidup kita, pada akhirnya membawa mereka kelegaan. Atau, ketika kita bertanya kepada jiwa kita yang akan menghadap-Nya? maka jawaban yang akan selalu pasti hadir adalah getar-getar ketakutan karena selama ini tak pernah memiliki waktu yang diberikan dari-Nya.

Dengan berlalunya malam, langit pagi yang cerah akan menemanimu. dan tulisan di kemegahan duniamu, akan selalu di tentukan dengan seberapa banyak engkau mencintai waktumu. Dia akan cerah, selagi kau menuliskannya dengan petikan-petikan yang lahir karena keringatmu. namun dia juga akan berkabut jika kau sajikan lakumu dalam tinta-tinta hitam yang terhempas tak teratur di kertas putihmu. Hingga benarlah kata sang Nabi, bagi yang mengingat hari kemudian (kematian), mereka yang paling cerdas di antara kalian. sederhana saja, sebab orang yang mengingat waktu kepulangannya, orang yang mendamba kehadiran-Nya, orang yang mengerahkan harinya untuk mengejar cinta-Nya, selalu akan mencerahkan kemegahan langit mereka. Lalu.... Dimanakah posisi kita?

Maka di akhir catatan yang sederhana ini. Sengaja ku tuangkan secarik keinginan hati untuk lebih memiliki hidup. Menghidupkan hidupku dengan memuliakan waktuku. Dunia takkan pernah butuh pengakuanmu. sebab yang akan selalu menjadi akhir dari setiap pertanyaanmu adalah ketenangan hati dan jiwamu. Selagi ia masih berkabut, selagi awan hitam masih setia menyelimutinya.maka yakinlah ada kekeliruan dalam mencintai hidupmu, ada kesalahan dalam menghargai waktumu. Biarlah waktu yang menjawab semuanya. semoga tarian purnama di bilangan hari kedepan akan membawa warna cerah bagi langit harimu.


Langit..

jika kembaramu selama ini terhempas karena kelalaianku

Maka berilah waktu untuk mewarnaimu kembali..

Hanya ingin cerah yang menemanimu

Hanya ingin putih yang membersamaimu..

Hadirkan birumu, menjadi kekuatan bagiku..

Semoga di kemudian waktu, kemegahanmu yang akan selalu menemaniku.


Taipei. 12 September 2010

Oleh : Yusuf Al-Bahi


Jumat, 08 Juli 2011

Persiapan Menuju Pernikahan


Sumber: kafemuslimah.com


Setiap kita (insya Allah) akan menuju suatu perjanjian besar yang merupakan Sunnah Nabi yang tentu kita tidak akan melakukannya dengan main-main.karena hal itu, bagi sebagian besarnorang merupakan sesuatu yang hanya ingin di lakukannya sekali seumur hidup. masih banyak alibi yang membuat kita harus menyiapkan sesuatunya dengan baik.

Sebelum anda mengambil keputusan besar itu, judul buku karangan H M Anismatta yang di terbitkan oleh PT syaamil Cipta Media, Bandung pada bulan maret 2003 ini tampaknya cocok untuk mengantarkan kita menuju diskusi tentang pernikahan..Ya, sebelum anda mengambil keputusan besar itu anda (katanya) harus mempersiapkan minimal 4 hal..
OK,mari kita siapkan 4 hal tersebut..

1. Kesiapan Pemikiran

2. Kesiapan Psikologis

3. Kesiapan Fisik

4. Kesiapan Finansial


1. Kesiapan Pemikiran

Kesiapan pemikiran ini mencakup 3 hal

i. Kematangan visi keislaman

ii. kematangan visi kepribadian

iii. Kematangan visi pekerjaan


i. Kematangan visi keislaman

Orang yang mempunyai kematangan visi keislaman berarti memiliki dasar-dasar pemikiran yang jelas tentang identitas idiologinya. ketika seorang muslim ingin menikah, ia harus mengetahui dulu bahwa ia muslim. namun di atas itu ia juga harus mengetahui mengapa ia menjadi muslim, sehingga ia mampu di hadapkan kepada berbagai pilihan dalam kehidupan riil.

Masalah pernikahan bukanlah perkara yang sulit (karena islam sendiri sudah memudahkan maslah ini) tapi bukan pula merupakan perkara yang sembarangan. Disinilah kematangan visi keislamn (baca: makrifat kepada islam dengan baik) sangat di butuhkan. karea setelah akad nikah terlewati akan ada status Qowwam yang menempel pada diri seorang suami dan status bunda pada diri seorang istri yang di situ memerlukan kematangan visi keislaman.nantinya akan terlihat peran qowam dalam memimpin bahtera rumah tangga, mau di bawa kemana istri dan anaknya, dan akan ada peran seorang bunda sebagai ustadzah pertama bagi anak-anaknya. siapkan seorang qowam dan seorang bunda akan pengetahuan islam; pengetahuan tentang pernikahan (sebelum dan sesudah akad nikah di tunaikan); pengetahuan tentang tauhid,akhlak, dsb yang nantinya akan di ajarkan pada jundi-jundi kecilnya; pengetahuan tentang hukum islam, etika islam dan masih banyak lagi.

Akad nikah merupakan launching dari berdirinya sebuah madrasah. akad nikah berlangsung bersamaan dengan pengguntingan pita tanda dibukanya sebuah madrasah baru, bersamaan pula dengan dilantiknya seorang ustadz dan ustadzah yang di wajibkan untuk siap mendidik jundi-jundi kecil yang nanti akan meramaikan madrasah baru itu. sepasang ustadz dan ustadzah yang bersatu dalam sebuah ikatan suci ini nanti akan mengajarkan banyak hal pada jundi-jundi kecil-nya dan sekaligus akan mengecap pembelajaran-pembelajaran yang akan mendewasakan keduanya. begitu waktu bergulir. akankah menjadi sebuah madrasah favorite yang akan di jadikan cerminan bagi madrasah-madrasah yang lainnya ataukah akan menjadi madrasah yang buruk bahkan ambruk (naudzubillah) tergantung sematang apa visi keislaman yang ia punya.


ii. Kematangan Visi kepribadian

Dua hambatan terbesar dalam berhubungan dengan orang lain yaitu bila kita tidak memahami orang lain dengan benar dan bila kita tidak mampu memahami diri kita sendiri dengan benar.seseorang yang mempunyai konsep diri yang jelas artinya ia mengetahui kepribadiannya sendiri dengan baik.orang semacam itu akan mampu memahami keadaan dirinya sendiri sehingga akan melahirkan penerimaan diri yang baik. ketika seseorang mampu menerima dirinya dengan baik,setelah menikah pada umumnya, ia juga akan mampu menerima pasangannya dengan baik.


iii. Kematangan Visi Pekerjaan

Point ini lebih khusus ditujukan untuk suami. seorang ikhwan ketika memutuskan untuk menikah maka ia harus mempunyai perencanaan yang matang tentang bagaimana ia nanti akan menghidupi anak dan istrinya. artinya, ia mempunyai visi yang jelas tentang pekerjaan apa yang akan dilakoninya kelak.


2. Persiapan Psikologis

Ketika seseorang berumah tangga, tanggung jawab (sebagai seorang qowam atau bunda) akan memberikan beban psikologis.orang yang tidak sanggup menerima beban tidak akan kuat menghadapi beban kehidupan rumah tangga.
kesiapan psikologis di sini adalah kematangan tertentu secara psikis untuk menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidup. orang yang tidak matang secara psikologis akan menyebabkan banyak sekali masalah dalam keuarga ketika memasuki perkawinan.

Cont0h, ketika Rasulullah bersama sahabat di rumah 'Aisyah datang sahabat lain membawa nampan berisi makanan. nampan itu dikirim oleh seorang istri Rosul yang lain.ketika 'Aisyah mengetahui hal itu, ia langsung menghancurkan isi nampan di depan Rosul dan para sahabat. kita dapat membayangkan gengsi seorang pemimpin yang terganggu dalam situasi seperti itu. dalam meneguk secangkir kopi, Rasul mengatakan kalau kita sekarang membutuhkan laki-laki yang bisa menghadapi masalah yang paling pelik dengan cara sederhana.saat itu Rasul berkata, "Ibu kalian sedang cemburu," that's it finish.


3. Kesiapan Fisik

Apakah fisiknya sudah menikah. kita harus meyakini bahwa fisik kita sudah siap untuk menikah.itulah sebabnya nikah terlalu dini juga tidak terlalu bagus (pada umur 12 tahun misalnya). dalam kitab al-Hijab, Maududi menjelaskan tentang hubungan seksual. ketika alat reproduksi kita belum matang, hal itu bisa mempercepat perapuhan fisik secara umum. Dibarat, orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya setelah diatas usia tiga puluhan akan mengalami hambatan-hambatan fisik.

Lain halnya dengan orang yang telat nikah (menikah di atas umur 30 tahun). menurut ahli kandungan, daya seksual di atas usia 30 tahun sedang dawn. makanya laki-laki telat menikah, ketika umur 40 tahun merasa masih harus membuktikan kelaki-lakiannya. hal ini di benarkan oleh para psikolog dengan menghembuskan isu puber kedua.ini tidak benar dalam islam sehingga PENTING di ketahui dengan baik.


4. Kesiapan Finansial

yang ada dalam perkawinan bukan hanya cinta. aspek ekonomi juga sangat terlibat. walaupun tidak berarti ketika seorang ikhwan ingin menikah maka ia harus menjadi ikhwan yang berkepribadian, ikhwan dengan rumah pribadi, mobil pribadi,perusahaan pribadi. bukan itu. tetapi bagaimana seorang ikhwan siap menafkahi anak dan istrinya secara rasional, artinya dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

jangan sampai kita memasuki dunia perkawinan hanya dengan semangat baja, "kalaupun mereka fakir nanti Allah yang akan membuat kaya". kita harus tetap ingat bagaiman cara Allah membuat orang kaya. prosedurnya tetap manusiawi. walaupun ada yang tidak manusiawi. Allah mengatakan,"barangsiapa bertakwa kepada Allah,Ia akan memberikan jalan dari arah yang tidak di sangka-sangka." tetapi sebagian besar kerjanya manusiawi. seperti yang di katakan Umar bin Khatab bahwa langit tidak akan menurunkan emas.


Ditulis oleh Gita Rose Citra Maya disadur dari

Abu Ishaq Al-Huwaini Al-Atsari. 2002. bekal-bekal menuju pelaminan menurut sunnah. Solo At-Tibyan.
Cahyadi Takariawan. 2002. Di jalan dakwah aku menikah. jogjakarta. talenta
cahyadi Takariawan. 2004. izinkan aku meminangmu. solo. era intermedia
H M Anis Matta, Lc 2003. sebelum anda mengambil keputusan besar itu. bandung. PT Syaamil Cipta Media
Muhammad Fauzil Adhim. 1997. mencapai pernikahan barakah. jogjakarta. pustaka belajar offset.

Rabu, 06 Juli 2011

Kesabaran Nabi Ibrahim dan Istrinya


Nabi Ibrahim as berhijrah meninggalkan Mesir bersama Siti Sarah dan Hajar,kedua istrinya. Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas ra seraya berkata, "pertama-tama yang menggunakan setagi (setagen) ialah Hajar, ibunda nabi Ismail, dengan tujuan untuk menyembunyikan kehamilannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim as, tetapi belum juga hamil. walau bagaimana pun akhirnya terbukalah rahasia yang di sembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail as.

Dan sebagaimana lazimnya perempuan, Siti sarah merasa telah di kalahkan oleh Siti Hajar, sejak itulah Siti sarah merasakan bahwa Nabi Ibrahim as lebih banyak mendekati Hajar karena kehadiran putra pertamanya yang telah lama beliau nantikan itu. hal inilah yang menjadi penyebab awal adanya kekurang harmonisan dalam rumah tangga Nabi Ibrahim as sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan jika melihat Siti hajar. Ia pun minta pada Nabi Ibrahim as supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat."

Bak gayung bersambut Allah SWT mewahyukan kepada Ibrahim agar membawa Hajar dan putranya,Ismail, kesuatu tempat yang bernama Bakkah. suatu daerah yang kering dan tandus, yang ada hanya batu dan pasir.

Maka, dengan tawakkal yang penuh kepada Allah, berangkatlah nabi Ibrahim as bersama Hajar dan Ismail demi menjalankan perintah Allah SWT. ketika di suatu tempat yang bernama Bakkah itu,panas matahari terik sekali. kalau malam dinginnya gurun pasir menusuk tulang sumsum,angin berhembus kencang mengahbur-hamburkan debu-debu dan pasir.

Ibrahin nyaris tak tega meninggalkan mereka di tempat seperti itu. ia langsung berbalik secara diam-diam, namun pertanyaan Hajar menghentikan langkah Ibrahim.

Kanda,kenapa kanda tega hendak meninggalkan kami di tempat yang seperti ini?" Hajar bertanya sambil menangis dan mencucurkan airmata.

Ibrahim tidak kuasa menjawabnya.pertanyaan hajar pun di ulang untuk kedua kalinya.

"Kanda,mengapa kanda Ibrahim tega hendak meninggalkan kami di tempat kering dan tandus seperti ini?" Isak tangis Hajar dan cucuran airmatanya semakin tak tertahankan. lagi-lagi Ibrahim tidak mampu mengeluarkan kata-kata.

Dan Untuk kali yang ketiga, Hajar mengubah pertanyaannya.

"Apakah ini perintah Allah?"

Ibrahim menoleh,berbalik pada Hajar dan Ismail.dengan hati yang luar biasa sabar dan juga luar biasa berat perjuangannya untuk mencoba tegar, dan tetap luar biasa tawakkal kepada Allah, lalu beliau menjawab,

"benar,Wahai Hajar Istriku.ini adalah perintah Allah SWT."

Hajar wanita lemah namun dengan ketakwaan yang luar biasa itu menjawab,

"Bila ini perintah Allah,sungguh tak ada yang perlu di khawatirkan,berangkatlah wahai kakanda," kata Hajar

Ibrahim dengan menunggang untanya kembali kepalestina di iringi derai tangis dan cucuran airmata Hajar. sedikit pun tak ada penyesalan di hati Hajar tentang mengapa Allah memerintahkan sesuatu yang sangat berat ini.Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya ketika ia meninggalkan Bakkah untuk kembali ke palestina dimana istri nya, sarah,dengan putranya yang kedua,Ishak sedang menanti.

Ia tidak henti-hentinya selama dalam perjalanan memohon perlindungan ,rahmat, dan berkah serta rizki bagi putra dan ibunya yang di tinggalkan di tempat terasing dan kering itu kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim mengangkat tangan lalu berdoa.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,negeri yang aman sentosa, dan berilah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman,"Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." (QS Al-Baqarah :126)

Mereka semua adalah teladan orang-orang yang sabar.mereka mampu menyembelih ego dan kepentingan diri mereka masing-masing,atas nama pengabdian dan cintanya kepada Allah SWT.dan merekalah public figure yang sesungguhnya.

Di kutip dari buku: Dahsyatnya sabar

Selasa, 05 Juli 2011

Sebuah Pencarian


Ingin ku rangkai kata...

Namun, aku bukan pujangga

Ingin ku tulis syair yang indah

Namun, aku bukanlah penyair yang begitu mudah mendendangkan isi hati dan perasaan

Hanya doa yang selalu aku panjatkan ketika hati sedang di rundung kegelisahan..


Lelah ku menyusuri hari...

Mencari sebuah jati diri

terkadang aku terjatuh dan meninggalkan sebuah luka

namun, itu tak membuatku jenuh dalam meniti hari.


Sedih,senang tertawa dan menangis selalu datang silih berganti..

Ia menjadi warna dan irama yang selalu mengiringi di setiap pencarianku


Begitu Mudah kaki ini melangkah

namun begitu sulit menentukan arah

banyak ranjau-ranjau kehidupan terpasang

Yang jika kaki salah melangkah ia akan menginjak ranjau itu dan sudah pasti ia akan meledak dan menimpa diriku


Dalam pencarianku tak jarang aku menemukan hitamnya kehidupan

namun, tak jarang juga aku mendapatkan putihnya kehidupan

HItam dan putih datang menghampiriku silih berganti dan seiring sejalan


Pernah kaki ini melangkah ke tujuan yang salah

sehingga membuat diri ini tersesat dari tujuan yang sebenarnya

Beruntung Allah masih mau menegur dan memperdulikanku

Dengan anugerah dan hidayah-Nya aku bisa kembali kejalan lurus-Nya


Dalam pencarianku kutemukan jati diriku

Sebuah jati diri yang sebenarnya

jati diri sebagai seorang hamba

yang harus mengabdi kepada Tuhannya

Dan menjadikan Allah sebagai tujuan akhir dari hidupnya

Senin, 04 Juli 2011

Kesabaran Siti Asiyah binti Muzahim


Asiyah binti MUzahim termasuk sedikit wanita yang sabar dan namanya di abadikan Allah dalam Al-Quran. Ia adalah istri salah satu raja yang paling berkuasa, kaya dan perkasa sepanjang sejarah manusia, yaitu Fir'aun. Siti Asiyah juga ibu angkat yang sangat pengasih dari salah seorang Nabi besar, yaitu Nabi Musa as. Dalam ukuran "duniawi", tidak ada yang perlu membantah "kemuliaannya". tetapi kemuliaan duniawinya ini tidak lantas membuatnya lupa diri dan lupa daratan, atau tergelincir dari kehambaannya didepan Allah Azza Wajalla. Asiyah tidak silau dengan gemerlap kehidupan dunia yang fana.


Saat sedang mandi di telaganya,Siti Asiyah tiba-tiba melihat peti berisi bayi lelaki. bayi itu di ambil dan di bawa pulang ke istana. orang-orang di istanan tidak senang dengan kehadiran bayi itu.jangan-jangan bayi itulah yang kelak mengalahkan raja mereka.


Para permbesar kemudian menghasut Fir'aun agar membunuhnya. tapi Allah SWT mengilhamkan kepada Asiyah untuk bercepat bertindak. ia meminta kepada Fir'aun agar tidak menuruti nasihat mereka.dalam al-Quran di sebutkan,

"Dan, berkatalah istri Fir'aun, '(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak,' sedang mereka tiada menyadari."(QS Al-Qashash :9)


Dengan izin Allah, hati Fir'aun luluh, selamatlah sang bayi mungil yang di beri nama Musa itu. bahkan akhirnya bayi mungil itu di angkat menjadi putra Fir'aun.


Bayi lelaki itu di asuh sendiri oleh siti Asiyah. ia sangat menyayangi putra angkatnya itu. bayi tersebut di perlakukan seperti anaknya sendiri. bayi yang tak lain adalah nabi Musa as itu mendapat didikan langsung dari siti Asiyah.


Pernah suatu hari, bayi itu di gendong Fir'aun. tiba-tiba sang bayi mencabut jenggotnya. betapa marah Fir'aun ketika itu karena kesakitan. Ia memerintahkan pengawalnya untuk membunuh sang bayi.

Namun, sebelum niat itu di laksanakan, lagi-lagi Asiyah tampil membelanya. ia mengatakan kepada Fir'aun bahwa bayi itu tidak pantas di bunuh karena masih belum mengerti. sebagai bukti Asiyah meminta kepada pengawal Fir'aun untuk menyediakan roti dan arang(api). kemudian bayi itu di suruh memilih di antara keduanya. ternyata, bayi Musa memilih roti,tapi malaikat segera menuntun tangan musa untuk meraih arang. melihat hal itu, Fir'aun akhirnya bisa menerima argumentasi istrinya.


Musa tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas,gagah dan tampan. Kecintaan Asiyah kepada Musa sungguh sangat besar. ia tak rela orang lain menyakitinya. pembelaannya kepada Musa tak sebatas ketika masih kecil saja,tetapi ia lakukan sampai dirinya menemui ajal.


Suatu kali, betapa gelisah hatinya ketika mendengar Musa telah membunuh seorang lelaki pengikut Fir'aun. asiyah menyuruh Musa agar meninggalkan ibu kota untuk menyelamatkan diri dari Fir'aun dan orang-orangnya.


Dilingkungan istana Fir'aun, Asiyah adalah satu-satunya keluarga istana yang tak mau patuh dan tunduk dengan dakwaan Fir'aun itu. padahal seluruh keluarga istana menjadi pengikut Fir'aun karena takut di bunuh.


Fir'aun adalah seorang raja yang lalim dan kejam. ia memilik bala tentara yang besar dan kejam sehingga sewaktu dia memerintahkan rakyatnya untuk menyembahnya, hanya segelincir orang yang tak mau mengikuti perintah itu. Di antaranya nabi Musa,Asiyah dan pelayan rumah tangga kerajaan bernama Masyitoh.


Allah juga memberikan Asiyah hati yang lemah lembut.hatinya yang lembut itu ia tunjukan tatkala Fir'aun menghukum keluarga Masyitoh yang tak mau mengikuti ketuhanannya. ia adalah satu-satunya keluarga istana yang bercucuran air matanya ketika menyaksikan bagaimana keluarga Masyitoh di lemparkan kedalam kuali yang penuh berisi minyak yang sedang mendidih, karena keluarga itu beriman kepada apa yang di bawa oleh Musa. tanpa belas kasihan,para algojo Fir'aun melemparkan satu persatu anak masyithoh kedalam api.


Hati Asiyah semakin teriris tatkala giliran anak terkecil yang masih ada dalam pelukan pelayan perempuan istana itu juga dilempar kedalam kuali.


Pada Saat itulah,ia juga melihat suatu kebenaran ketika tiba-tiba bayi yang masih dalam gendongan itu berkata, "Wahai ibuku, bersabarlah. sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." bayi itu berkata kepada ibunya ketika mulai ada perasaan takut dan iba menguasai hati masyithoh.


Sewaktu semua orang berbondong-bondong menyatakan pengakuan terhadap ketuhanan Fir'aun, Asiyah malah sebaliknya. ia terang-terangan menolak Fir'aun sebagai Tuhan. betapa pun besar kecintaan dan kepatuhannya kepada suami, ia tidak bisa menerima pengakuan itu. ia tetap memegang teguh keyakinannya bahwa Tuhan yang patuh di sembah adalah Allah Yang Esa.


Ia lebih memilih di hukum dari pada harus mengakui ketuhanan suaminya yang berarti musyrik kepada Yang kekal yaitu Allah. sikapnya itu membuat Fir'aun marah. Asiyah terus menerus mendapat tekanan agar meninggalkan keyakinannya itu.tetapi,usaha itu sia-sia. meski hidup di bawah tekanan dan ancaman, ia tak takut sedikit pun mempertahankan keyakinannya. ia tetap sabar menghadapi perilaku buruk suaminya. tabah menghadapi kekejaman suaminya dan pasrah kepada Allah.


Asiyah tetap teguh dalam mengikuti ajaran Musa as walau nyawa sebagai taruhanya. ketika Fir'aun masuk kedalam kamarnya setelah membakar keluarga Masyithoh,Fir'aun berkata, "ku harap engkau telah menyaksikan bagaimana yang terjadi atas perempuan yang ingkar kepada tuhannya yang agung, Fir'aun." dengan cepat asiyah menyela, "celaka engkau hai Fir'aun dengan Azab Allah!" tak ayal lagi, perkataannya itu telah membuat Fir'aun marah besar.


Fir'aun segera memerintahkan para pengawal untuk mengikatnya di empat tiang kebun istana, kemudian para pengawal mengambil cemeti dan menderakan ketubuh Asiyah. sementara, Fir'aun memerintahkan untuk memperkeras siksaan itu. tak sepatah katapun keluar dari mulut Asiyah selain munajat kepada Allah SWT yang di abadikan dalam al-Quran,


Allah SWT berfirman, "Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,ketika ia berkata, Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkan aku dari kaum yang zalim.'" (QS At-Tahrim:11).


Ketika Dia di Takdirkan bukan Untukmu


Ketika dia yang kita cinta tidak di takdirkan untuk menjadi milik kita..

Haruskah kita kecewa??

Haruskah kita hanyut dalam kesedihan??

Terus menangisi takdir yang telah Allah gariskan??


Sedih memang jika kenyataan yang ada tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. sakit hati sudah pasti ketika melihat sang pujaan hati ternyata bersanding dan lebih memilih wanita lain sebagai pendamping hidupnya.namun,tidak lantas kita menangisi sejadi-jadinya sehingga kita lupa akan takdir Allah yang telah mengatur segala apa yang terjadi di alam raya ini.


Ketika seseorang yang kita cinta ternyata bukan jodoh kita, yakinlah kalau dia bukan yang terbaik untuk kita. bukan dia yang Allah pilihkan untuk kita. Jodoh, Rizki, Maut semuanya adalah rahasia Allah.jauh sebelum kita di lahirkan Allah sudah menuliskan di Lauful mahfuz siapa yang akan menjadi jodoh kita.mencobalah untuk menerima takdir Allah dengan sabar dan hati terbuka.


Sedih yang berlarut-larut tidak dapat merubah takdir Allah.meskipun kita menangisi sekuat tenaga sampai darah penghabisan misalnya jika takdir allah sudah di tetapkan tak kan ada yang bisa merubahnya. Damaikanlah hati kita dengan mencoba menerima apa yang terjadi dengan Ridha.katakan pada hati kita bahwa Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita.Dia tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya.Allah pasti juga tahu kalau kita bersedih karena tidak bisa bersatu dengan orang yang kita cintai. Kita harus bisa mengambil hikmah di setiap kejadian yang kita alami karena sesuatu yang terjadi pasti selalu akan ada hikmahnya jika kita bisa melihat dari sisi yang lain. dalam penciptaan-Nya tidak akan ada yang sia-sia.


Allah tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan tapi Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari dan Dia selalu mencukupinya. So, jika seseorang yang kita cintai ternyata lebih memilih bersanding dengan wanita lain katakan dan doakan dia sempga dia selalu bahagia bersama dengan orang yang dia cintai, berhentilah untuk menangisinya yang berujung pada ke-putus asaan. terimalah takdir Allah dengan ridho dan yakinlah suatu saat Allah pasti akan memberikan penggantinya yang jauh lebih baik darinya. tapi dengan catatan kita harus terus berprasangka baik dengan takdir Allah dan selalu memperbaiki keimanan diri setiap saat. Muhasabbah dan bertafakur adalah merupakan kunci utama untuk mengetahui kesalahan dan kelemahan diri.

Minggu, 03 Juli 2011

Untuk Mujahidku


Belumkah datang saatnya bgiku menetapi satu hati saja?yang dengannya aku bisa merasakan kebahagiaan yang tenang.yang dengannya aku bisa berbagi beban...Ah...dia masih "tersimpan" di belahan bumi jihad yang lain.entah dimana aku tak tahu.yang pasti dia ada.menunggu waktu yang tepat untuk bersanding dan membawaku kerumah cintanya.mempercayakan rumah jiwanya hanya padaku saja.


Siapapun engkau wahai mujahid,tetaplah berada di jalan cahaya yang dimana di jalan inlah kita akan di pertemukan.bersatu mempersembahkan segala daya untuk tegakknya dien ini di rumah kita.ya peradaban itu akan kita mulai dari rumah kita.kan kita semai bibit unggul yang akan menjelma ruh-ruh baru bagi ummat ini.juga menjadikan rumah kita adalah madrasah pertama dan utama sebelum sekolah mereka yang lain. dari rumahlah mereka belajar tentang Allah dan segala penciptaan-Nya. dan aku, akulah yang akan menjadi garda terdepan dan ibu terbaik buat mereka.dan engkau, engkaulah yang akan menjadi pimpinan dan panutan buat mereka. ya, kita akan menjadi orang tua yang paling hebat, setujukah mujahidku??


Doakan aku wahai mujahid,agar aku senantiasa berada di dalam kesucian yang hanya akan ku persembahkan padamu.segala cinta dan pengabdianku semampuku. kelak jika aku telah menjadi permaisurimu,tarbiyahlah aku dengan ilmumu.ingatkan segala kesalahanku. aku pun takkan membiarkanmu dalalm kelalaian. ya, kita akan menjadi pasangan sempurna yang akan saing menyempurnakan. bukan begitu mujahidku ??


Ehhmm...Rasanya aku tak sabar lagi menunggu hari terindah itu.satu hari dimana tonggak suci kan terpancangkan dengan kuat, mitsaqon ghalidza, tak ada yang bisa memisahkan kita selain kematian, bukan? bahkan kita ber azzam untuk bersama hingga ke jannah-Nya. duhai,itu adalah sebaik-baik tempat.


Saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan berusaha. agar kelak kita menyongsong pernikahan agung itu dengan sempurna hingga keberkahan menyelimuti hati kita..aamiin Ya Rabbal 'alamiin

Sabtu, 02 Juli 2011

Problematika hidup dan kiat menghadapinya


Aa Gym,seorang Da'i kondang,pernah berkata bahwa suatu hal yang tidak luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup,dimanapun,kapanpun,apapun dan dengan siapa pun,semuanya adalah potensi masalah.namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama,sikap orang pun berbeda-beda,ada yang begitu panik,goyah,kalut stress, tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap,tenang atau bahkan malah menikmatinya.berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut.oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik,benar,indah dan bahagia adalah mutlak harus terus menerus meningkatkan ilmu dan ketrampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur,tuntunan,harapan,kebutuhan,cita-cita dan tanggung jawab.


Kelalaian kita untuk menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup kemudian kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi ketrampilan dalam menghadapi persoalan hidup,berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan,penderitaan,kepahitan,dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi.Naudzubillah.

cara mengatasi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan adalah dengan mempersiapkan diri dan selalu Ridha dengan ketentuan-Nya

1.Siap

Siap apa?siap menghadap yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan.kita memang di haruskan memiliki keinginan,cita-cita,rencana yang benar,dan wajar dalam hidup ini. bahkan kita sangat di anjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia dan akhirat semaksimal kemampuan yang Allah SWT berikan kepada kita.


Namun bersamaan dengan itu,kita pun harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita.


dalam hidup ini ternyata sering kali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita,yang diluar dugaan dan kemampuan kita untuk mencegahnya.andaikata kita selalu terbenam dalam tindakan yang salah menyikapinya,kekecewaan,penyesalan,keluhkesah,kedongkolan, dengan hati yang galau.sungguh rugi padahal hidup hanya satu kali dan kejadian yang tak di duga pun pasti akan terjadi lagi.


Ketahuilah kita punya rencana,Allah SWT pun punya rencana dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah.yang lebihlucu dan menarik yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian,namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut begitu menguntungkan,membawa hikmah yang besar dan sangat bermanfaat,jauh lebih baik dari apa yang di harapkan sebelumnya.

oleh krena itu,"Fa idzaa azamta fa tawakkal alallah," bulatkan tekad,sempurnakan ikhtiar.namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada allah SWT.siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah.firman Alllah

"Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal bagi Allah lebih baik bagimu,dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan Allah.." (QS Al-Baqarah:216)


2.Ridha

Siap menghadapi apapun yang terjadi.apabila terjadi,satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah ridha/rela akan kenyataan yang ada.mengapa demikian?? karena walaupun dongkol,uring-uringan,dan kecewa berat tetap saja kenyataan itu sudah terjadi.pendek kata,ridha atau tidak,kejadian itu tetap sudah terjadi.maka lebih baik hati kita ridha saja menerimanya.


Misalnya kita memasak nasi,tetpi gagal dan malah menjadi bubur.andaikata kita muntahkan kemarahan,tetap saja nasi telah menjadi bubur,dan tidak marah pun tetap bubur.maka daripada marah menzalimi orang lain dan memikirkan suatu hal membuat hati mendidih,lebih baik pikiran dan tubuh kita di sibukkan pada hal yang lain,seperti mencari bawang goreng,ayam,cakwe,seledri,keripik,dan kecap supaya bubur tersebut bisa di buat bubur ayam spesial.dengan demikan selain perasaan kita tidak jadi sengsara,nasi yang gagal pun tetap bisa di nikmati dengan lezat.


Orang yang stress adalah orang yang tidak mempunyai kesiapan mental untuk menerima kenyataan yang ada.selalu saja pikirannya tidak realitas,tidak sesuai dengan kenyataan,sibuk menyesali dan mengandai-andai sesuatu yang sudah tidak ada atau tidak meungkin terjadi.sungguh suatu kesengsaraan yang di buat sendiri.


ketahuilah hidup ini terdiri dari berbagai episode yang tidak monoton.ini adalah kenyataan hidup,kenanglah perjalanan hidup kita yang telah lalu dan kita harus benar-benar arif menyikapi setiap episode dengan lapang dada,kepala dingin,dan hati yang ikhlas.jangan selimuti diri dengan keluh kesah karena semua itu tidak menyelesaikan masalah,bahkan bisa jadi memperparah masalah.


Dikutip dari buku sebuah renungan jiwa